Jawara Betawi Turun Gunung Kawal Vonis Berat Ahok

 
Foto: harianterbit.com
 
JAKARTA - Sekitar 200 Jawara Betawi ikut mengawal aksi damai 505 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (5/5/2017). Para jawara ini berasal dari Jabodetabek yang ingin penista agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dihukum maksimal yakni penjara 5 tahun. 

Karena saat ini Ahok hanya dituntut hukuman ringan yakni 1 tahun penjara dengan hukuman percobaan dua tahun. Para jawara yang turun ini merupakan sudah piawai dalam hal bela diri. Bahkan diantara jawara tersebut ada yang memiliki perguruan silat atau padepokan sehingga memiliki banyak anak buah atau anggota. Sehingga tidak diragukan lagi keahlian para jawara dalam mengalahkan musuhnya. 

Maulana, anggota Jawara Betawi mengatakan, anggota Jawara Betawi turun 200 orang karena terbentur dengan aktivitas lainnya. Apalagi anggota Jawara Betawi juga ada yang kerja di perusahaan lain. Namun walaupun berjumlah 200 jawara yang turun tidak menurunkan kepedulian terhadap agama Islam. "Harusnya ada seribu jawara yang turun. 

Tapi karena ada anggota yang kerja jadi yang turun baru dua ratus. Nanti banyak jawara lainnya yang menyusul," ujar Maulana kepada Harian Terbit, Jumat (5/5/2017). Maulana menegaskan, Jawara Betawi memang selalu ikut berpartisipasi terkait dengan tuntutan umat Islam terhadap Ahok yang telah menistakan agama Islam. 

Oleh karenanya sejak aksi 411, 212 dan 313 selalu berperan. Bahkan Jawara Betawi juga selalu mengawal sidang Ahok baik ketika di gelar di Gedung Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat maupun di Gedung Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan. "Kita turun karena ingin aman, tidak ada penyusup dan Ahok, sang penista agama dihukum sesuai perbuatannya," tegasnya. 

 Lebih lanjut Maulana mengatakan, Jawara Betawi sebenarnya tidak ingin terlibat dalam politik. Pihaknya turun karena ada orang yang menistakan agama dan berstatus terdakwa tidak dihukum. Sementara penista agama sebelumnya langsung mendapatkan hukuman walaupun baru berstatus tersangka. Sehingga ada ketidakadilan yang ditetapkan kepada Ahok. "Kita seorang muslim dan rakyat biasa yang terusik ada penista agama tidak dihukum. Ini yang membuat kami harus turun gunung," paparnya. 

 Saat ditanya apa sikapnya jika Ahok bebas pada saat vonis, Selasa (9/5/2017) mendatang, Maulana mengaku menunggu sikap dari para ulama. Karena selama ini ulama adalah yang menjadi panutan para jawara dalam bertindak. "Komandan kita hanya ulama. Aksi simpati kita ini untuk membela ulama dan habaib serta agama Islam yang telah direndahkan orang lain," pungkasnya. 

 Pantauan Harian Terbit, para Jawara Betawi yang mengenakan baju hitam-hitam dan merah-merah ini telah siap siaga di depan Masjid Istiqlal. Mereka siap bergerak untuk mengamankan aksi 505 yang akan dihadiri ribuan umat Islam agar bisa berjalan dengan aman dan damai.(sumber : harianterbit.com/ safari)
Diberdayakan oleh Blogger.