Jelang Puasa PKL Dadakan Siap Gelar Lapak

Pemerintah sedang menertibkan PKL beberapa waktu lalu. Foto Dok jambiterbit.com
KOTA JAMBI - Menjelang masukannya bulan suci Ramadhan 1438 H bertepatan Tahun 2017 masehi. Biasanya di seentaro sudut Kota Jambi akan dibanjiri lapak pedagang kaki lima (PKL) dadakan. Diantara mereka adalah PKL yang tak kebagian lapak untuk berjualan di Pasar Beduk. 

Adalah Suamiati (34). Warga Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Jambiselatan, Kota Jambi ini telah berencana membuat kue trasdisional seperti lapek pisang, luvis dan kue bolu sarang semut untuk dijual pada bulan puasa. Tentu saja Sumiati menghadang pelanggan yang tak sempat mampir ke pasar beduk membeli menu berbuka puasa. 

Sebagai penghilang rasa haus saat berbuka akan disugukan kolak pisang batu, es dogan kelapa hijau dan cendol dingin yang dicampur dengan cincau dan kolang kaling. "Tahun lalu, kami hanya jualan dipinggir jalan, ya untuk tambahan jajan anak-anak",ujar Sumi biasa disapa warga kepada jambiterbit.com, Minggu (14/5/17).

Suamiati tak sendirian, hampir disetiap sudut kota para Sumiati lain mengangkat meja ke pinggir jalan menjelang sore. Biasanya lapak dibuka sekitar jam 4 hingga setegah enam atau menjelang azan magrib. 

Bahkan sebagian ada yang berjualan hingga menjelang tiba waktu makan sahur. Kendati pemerintah telah menyediakan lokasi berjualan di Pasar Beduk, namun PKL dadakan ini selalu tumpah ruah. Biasanya berjejer di sepanjang jalan protokol dalam kota hingga ke pinggir - pinggir jalan lingkungan dalam pemukiman warga. 

 "Sebenarnya ada untungnya, karena kita tak payah lagi harus jauh-jauh ke pasar beduk", kata Dani warga lainnya. 

 Menurut Dani, kalau pemerintah bermaksud mengumpulkan para PKL dadakan pada bulan puasa, tak akan bisa. Karena ada juga diantara PKL yang tak mau dan hanya ingin berjualan didekat tempat tinggalnya. Biasanya PKL ini hanya berjualan pada bulan puasa saja. 

Namun demikian, pemerintah juga harus melakukan penertiban jika diantara PKL dadakan ini dinilai mengganggu aktivitas warga lain. "Selain ditratoar, biasanya ada juga yang memakai badan jalan sebagai tempat berjualan. (*/rizal ependi)
Diberdayakan oleh Blogger.