Warga Segel SMA Negeri di Kota Jambi

Demo para wali murid di SMA Negeri 2 Kota Jambi. Foto Dok Istimewa
KOTA JAMBI - Puluhan warga menggelar aksi unjukrasa ke SMA Negeri 2 Kota Jambi. Mereka memprotes proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) Tahun 2017 yang diduga curang. Sekolah yang berlokasi di Jalan P Antasari,  Talangbanjar, Kecamatan Jambitimur tersebut disegel warga. Pagar sekolah dikunci pakai gembok, jalan menuju ke sekolah diblokir. Peristiwa itu terjadi hari Selasa (4/6/17) sekitar jam 8 pagi. 

Memang tak terjadi tindakan anarkis, warga sempat berorasi. Namun aksi para walimurid itu baru dapat diredam setelah pemerintah dan polisi tiba di lokasi satu jam kemudian. Saat itu Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, H. M. Tabri menemui pendemo. Terlihat juga petugas dari Poltabes Jambi. Pendemo pun diberi penjelasan. 

Unjukrasa ini berawal dari rasa kecewa para wali murid yang anaknya tidak lulus. Mereka memprotes karena ada dugaan telah terjadi kecurangan dalam penerimaan siswa baru tersebut. 

Kemas Mukhsin salah seorang pendemo mengatakan puluhan siswa tamatan SMP yang berdomisili di sekitar lingkungan sekolah tak diterima. Padahal dalam aturan PPDB warga sekitar diutamakan. "Jadi kami mempertanyakan hal itu, kami harap pihak sekolah mendengar aspirasi kami", ujarnya.

Dikatakannya, penerimaan siswa kali ini diduga ada permainan. Ini jelas merugikan siswa. Pergunakan aturan dengan benar dan perioritaskan siswa dalam lingkungan sekolah yang tidak terjaring dalam PPDB. Para pendemo menuding PPDB dilakukan dengan cara yang kurang lazim. Di duga ada oknum - oknum yang bermain untuk mencari keuntungan. Sebab banyak siswa yang seharusnya menjadi prioritas, tidak lulus.

Ketua RT setempat, Ismail menyebutkan Pemerintah Provinsi Jambi yang saat ini mengambil alih program penerimaan siswa baru (PSB) atau PPDB, harus mengacu pada PSB ketika masih dilaksanakan Pemerintah Kota Jambi. Ketika itu dalam seleksi PSB, anak - anak warga - lulusan SMP - yang tinggal di lingkungan sekitar sekolah, diutamakan. Diberi kuota dan anak yang diprioritaskan harus masuk menjadi siswa di sekolah itu. 

"Kami akan tetap bersikeras anak lingkungan kami masuk menjadi siswa di SMA 2", ujar Ismail kepada wartawan. 

Pantauan di lokasi, warga terus menggelar aksi protes. Berniat menemui kepala sekolah. Namun yang bersangkutan tidak berada di tempat. Jumlah siswa yang lulus PPDB 112 orang. Ini dapat dilihat di papan pengumuman di sekolah tersebut. Namun sayangnya, dari jumlah itu ternyata ada siswa yang seharusnya menjadi prioritas tidak lulus di sekolah tersebut. 

Sementara itu, Kabid Pembinaan SMA Diknas Provinsi Jambi, H. M. Tabri akhirnya memberi waktu para pendemo mengikuti pertemuan. Pihak Diknas mengatakan ada sekitar 30 calon siswa yang dinyatakan tidak lulus. Namun, tidak seluruh siswa ini berdomisili di sekitar SMA 2. "Hanya satu orang yang tinggal di sini. Dan dia tidak lulus", ujar Tabri tanpa menyebutkan nama siswa dimaksud. 

Tabrani menampik adanya dugaan terjadi kecurangan dalam proses PPDB. Pihaknya telah melakukan seleksi sesuai aturan dan seluruhnya dilakukan dengan cara online. Kebijakan zonasi pun telah dilaksanakan dengan mengutamakan siswa yang tinggal di sekitar sekolah. "Kami telah mengakomodir 30 persen dari penilaian zona", kata Tabri. 

Perlu diketahui, Tabrani melanjutkan, persyaratan lulus untuk SMA 2 ini salah satunya siswa harus memiliki nilai terakhir 62,30, kurang dari itu jelas tidak lulus. Kemudian tahun ini ada 11.700 siswa lulusan SMP yang akan masuk ke SMA Negeri. Ini tidak mungkin dapat ditampung semua. Sebab kuota yang tersedia, contohnya untuk di SMA Negeri 2 saja hanya 330 siswa. (*/rizal ependi)
Diberdayakan oleh Blogger.