Berjualan Kayu Api Menjadi Bisnis Menggiurkan

Proses membelah kayu karet untuk dijadikan kayu api. Foto Jambiterbit.Com

MUAROJAMBI - Usaha menjual kayu bakar atau kayu api bisa menjadi bisnis menjanjikan. Dengan modal Rp.800 ribu saja bisa mendapat untung dua kali lipat. Jadi, tidaklah berlebihan jika saat ini banyak warga desa yang menggeluti bisnis ini.

Ardani (42) misalnya. Warga Desa Tangkit, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, menjadikan pekarangan rumahnya untuk lapak kayu api. Batang kayu karet belum dipotong semakin menumpuk. Ada yang telah dibelah, dilkumpulkan per patok. Ada juga yang masih berukuran panjang. Menurut Ardani, setelah dipotong, kayu dibelah.

Kemudian potongan seukuran setengah meter tersebut dipatok (Disusun rapi dengan diganjal patok kayu kiri kanan/red), lalu dijual. Pembelinya mayoritas pemilik rumah makan, kadang warga yang nyambut gawe (sedekah/kenduri atau manten). "Biasanya pembeli mengambil sendiri, dengan mobil", ujar Ardani kepada jambiterbit.com, Selasa (1/8/17).
Ardani  Foto Jambiterbit.com

Ardani menuturkan, keuntungannya lumayan, namun tak detil disebutkan. Paling tidak saat ini dia telah mempekerjakan empat orang, untuk bagian membelah kayu. Pekerja ini dibayar migguan. Hitunganya per patok, Rp. 11 ribu." Malahan dalam sehari, ada yang dapat sampai 11 patok", tutur Ardani.

Kalau bagian memotong, Ardani sendiri yang melakukan pakai gergaji mesin berukuran kecil. Sedangkan untuk membelah menggunakan kapak. "Jadi kayu api baru dapat dijual setelah melalui tahapan itu", kata lelaki yang mengaku baru setahun berjualan. Dikatakan Ardani, bahan baku didapat dari masyarakat petani.

Biasanya pohon karet ditebang untuk ditanami kembali dengan tanaman kelapa sawit. Ardani mengambil sendiri di kebun, diangkut dengan mobil truk. Nah, selisih dari harga beli dan biaya operasinal dengan harga jual inilah, menjadi keuntungan Ardani.

 Lumayan memang. Terhitung usaha kecil, saat ini Ardani telah punya kendaraan sendiri untuk mengangkut kayu api yang akan dipasarkan. "Kalau tukang belah bekerja pakai tehnik, dalam sehari dia bisa dapat 11 patok, upahnya Rp. 121 ribu", tambah Ardani.

Ardani menambahkan, untuk satu patok kayu api ukuran semeter persegi dijual Rp. 80 ribu. Terbayang jika empat pekerja dapat menghasilkan sekitar11 patok perhari, lumayan juga pengasilan yang didapat.

Sementara itu, Supratman (38) salah satu pekerja di sana mengaku belum banyak tahu soal perolehan per hari, karena masih baru. Namun dia memperkirakan dalam satu bulan penghasilannya bisa mencapai Rp. 1 juta. "Itu tergantung pak, karena dihitung per patok", tukasnya. (rizal ependi)
Diberdayakan oleh Blogger.