Warga Mulai Gerah Jalan Bertambah Rusak, DPR Bergerak

Jalan menuju Desa Petaling, aspalnya terkelupas dan berdebu jika kendaraan melintas. Foto jambiterbit.com

JAMBI - Sebagian pengguna jalan mulai gerah dengan masih maraknya kendaraan melebihi tonase melintas. Bukan tanpa alasan, karena kerusakan sebagian badan jalan dominan disebabkan oleh kendaraan berat. Pantauan jambiterbit.com, masih ada beberapa ruas jalan di Provinsi Jambi yang perlu perbaikan.

Seperti jalan lintas mulai dari Simpang Desa Talang Kerinci hingga ke Desa Petaling Kabupaten Muarojambi. Kerusakan terparah terdapat di sepanjang jalan di Desa Kebon Sembilan, Kecamatan Sungaigelam, Muarojambi. Kemudian ruas jalan di Desa Tangkit Lama, mulai dari Simpang Jembatan Tangkit Baru hingga ke RT 7 Desa Tangkit Lama.

Kondisi aspal jalan terkelupas dan berlubang. "Jalan ini sering ditimbun tanah, karena belum ada perbaikan dari pemerintah", ujar warga, Selasa (2/8/17).

Trus, kerusakan juga terjadi di Desa Talangsari, masih dalam kawasan Kecamatan Sungaigelam. Mulai dari jembatan perbatasan Desa Air Hitam hingga ke Simpang Pemakaman masuk kawasan Kecamatan Jambiselatan kondisi jalan juga tidak bagus. "Kalau disini kendaraan berat paling mobil truk yang mengangkut tanah dan batu -bata", ujar Sulasman warga di sana.

Sebagian badan jalan di Desa Tangkit Lama yang mulai rusak. Foto Jambitebit.com

Adalagi dikabarkan kondisi jalan belubang dan berdebu terdapat di Kecamatan Marosebo. Jalan tersebut merupakan jalan lintas menuju Kota Muarasabak, Kabupaten Tanjabtim. Keluhan warga terhadap kerusakan beberapa ruas jalan tersebut belum mendapat tanggapan, baik dari Pemerintah Kabupaten Muarojambi maupun Pemerintah Provinsi Jambi.

Namun pada Selasa (1/8/17) sebuah situs berita digital, dinamikajambi.com menulis, seorang wakil rakyat mulaimerespon . Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Jambi H. Bakri HM turun ke lapangan. Dia menghentikan kendaraan jenis fuso yang melintas.

Politisi PAN ini saat itu sedang meninjau proeses perbaikan beberapa ruas jalan dan rencana pelaksanaan MTQ di Kabupaten Tanjabtim. Menurut Bakri, persoalan jalan ini merupakan permasalahan nasional. Dirinya bahkan telah menyampaikan persoalan tersebut kepada Kementerian PUPR, Perhubungan dan Korlantas. "Tapi saat ini mereka memang belum memberikan jawaban", ujarnya.

 Bakri membenarkan kalau faktor penyebab kerusakan jalan ini dominan disebabkan kendaraan yang bermuatan melebihi tonase. Karena jalan yang seharusnya mampu menopang berat 8 ton, malah dilewati oleh kendaraan bermuatan 15 hingga 18 ton. "Ya jalan pasti rusak, masyarakat juga yang rugi", pungkasnya. (*/red)
Diberdayakan oleh Blogger.