Ada Upaya Jegal Prabowo Maju di Pilpres 2019

Prabowo Subianto. Foto Ist
JAMBITERBIT.COM, JAKARTA - Memasuki masa-masa persiapan Pemilihan Presiden (Pilpres)‎ 2019, suhu politik kian memanas. Hal itu, tampak dari adanya pemberitaan-pemberitaan negatif yang kerap timbul. Salah satunya dialami Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. Fitnah ini diduga dilakukan lawan-lawan politik Prabowo untuk pilpres 2019.

 Kasus ini sudah dilaporkan Tim Advokasi DPP Partai Gerindra ke Bareskrim Polri. Pelaporan media online Tribungroup ‎ke Bareskrim Mabes Polri tersebut terkait pemberitaan yang diduga fitnah kepada Prabowo yang menyebut Prabowo terlibat aksi pembakaran sejumlah sekolah di Kalimantan Tengah. Sekretaris Umum Tim Advokasi Partai Gerindra M Said Bakhrie mengatakan, laporan ini dibuat karena sebuah artikel berita bertajuk "Tidak Terima Dipecat Yansen Binti Ungkap Pembakaran Sekolah Perintah Prabowo". Menurut dia, berita tersebut rekayasa dan bohong.

 "Ini adalah berita yang direkayasa, dalam hal ini ingin memojokkan atau mematahkan perjuangan Pak Prabowo dan Partai Gerindra yang selama ini konsisten membela rakyat. Ini fitnah yang amat keji," ujar Said di Jakarta, Minggu (10/9/2017). Jelang Pilpres Menanggapi fitnah terhadap Prabowo, Direktur Eksekutif Indonesian for Transparency and Akuntabillity (Infra) Agus Chaerudin, mengungkapkan, jelang Pilpres 2019 suhu politik semakin dirasakan memanas.

Kondisi ini lebih diperburuk adanya dagelan sikap berpihak politik aparat hukum. "Tren isu dan fitnah dengan tujuan diskriminasi dan sandera lawan politik di Pilpres 2019. Jadi, fitnah-fitnah tentu bertebaran saat jelang Pilpres 2017. Terlebih, sosok Prabowo hampir pasti diprediksikan akan berlaga di Pilpres 2019 nanti," terangnya di Jakarta, Minggu (10/9/2017).

 Ia melihat, gejala tersebut diawali tuduhan rencana Makar, pelanggaran UU ITE sampai ditemukan kelompok Saracen yang merupakan pelaku tindak pidana ujaran kebencian. Hal senada disampaikan pengamat politik, Ahmad Yazid, menurutnya, kegaduhan dan fitnah berasal dari lawan-lawan politik Prabowo. "Sekarang ini buzzer-buzzer sudah mulai fitnah Prabowo, yang dianggap sebagai ancaman potensial di Pilpres 2019," jelas Yazid di Jakarta.

 Geram Anggota DPRD DKI, Prabowo Soenirman, geram dengan ‎adanya pemberitaan tersebut. Menurut dia, pihak kepolisian harus dapat menindak dengan tegas pelakunya. "Polisi harus telusuri secepatnya. Pelaku harus ditindak setegas-tegasnya," terangny di Jakarta, Minggu (10/9/2017). Ia mengungkapkan, Partai Gerindra yang dikenal dekat dengan masyarakat, justru akan mengayomi masyarakat‎. Bukan malah, lanjut Prabowo, menyusahkan atau meresahkan masyarakat. "Jelas fitnah pemberitaan itu. Terlalu mengada-ngada," ujar dia.

Tak Mungkin Menurut Said, Prabowo tidak mungkin memerintahkan Yansen Binti untuk membakar sekolah seperti yang diberitakan oleh media online tersebut. "Tidak pernah, tidak mungkin, dan tidak masuk akal ada perintah seperti itu," jelas Said. Said menduga, media online tersebut memang sengaja dibuat oleh orang tak bertanggung jawab, untuk menyebarkan berita fitnah serta ada pihak-pihak yang ingin menjatuhkan citra mantan Danjen Kopassus itu. "Patut diduga berita ini merupakan berita rekayasa dari pihak-pihak yang tidak suka dengan Perjuangan Pak Prabowo dan Gerindra yang selama ini konsisten membela rakyat," ujarnya.

Untuk diketahui, Bareskrim Polri telah menerima laporan dari Tim Advokasi DPP Gerindra tersebut, yang tertuang dalam surat Laporan Polisi (LP) Nomor LP/915/IX/2017/Bareskrim tertanggal 9 September 2017. Laporan itu terkait tindak pidana menyebarkan informasi yang menimbulkan rasa kebencian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) UU Nomor 19/2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11/2008 tentang ITE. Yansen telah dipecat sebagai kader Gerindra setelah ditetapkan tersangka kasus dugaan pembakaran sejumlah sekolah di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, oleh Bareskrim Polri. (Sammy)

sumber : harianterbit.com
Diberdayakan oleh Blogger.