Dalam Kurun Waktu Tiga Tahun, Jumlah Karhutla Menurun Drastis

Rapat pembahasan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Jambi. foto humas


JAMBITERBIT.COM, JAMBI - Jumlah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami penurunan drastis. Hal itu disebabkan adanya gebrakan pemerintah meningkatkan pengendalian karhutla di Indonesia, sejak tahun 2015.

"Pengendalian karhutla tersebut berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 11 Tahun 2015 tentang peningkatan pengendalian karhutla di Indonesia," terang Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Konflik dan Keamanan Transportasi, Kemenko Polhutkam RI Bambang Sugeng di Jambi, Kamis  (19/4/2018).

Berdasarkan pantauan Satelit NASA (National Aeronautics and Space Administration), pada tahun 2015 di Indonesai ditemukan sebanyak 70.971 hotspot (titik api). Hal ini juga berdasarkan pantauan Satelit TERRA (Satelit Bumi) dan Satelit AQUA, sebuah Satelit Penelitian Ilmiah milik NASA.

 -- NASA adalah lembaga pemerintah milik Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program luar angkasa Amerika Serikat dan penelitian umum luar angkasa jangka panjang --

Setahun kemudian 2016 ditemukan 3.844 titik api dan kembali menurun drastis pada tahun 2017 ditemukan 2.440 titik api.

Penurunan jumlah titik api tersebut berbanding lurus dengan penurunan jumlah kawasan hutan dan lahan yang terbakar. Pada 2015 kawasan hutan dan lahan yang terbakar di Indonesia luasnya mencapai 2.611.411 hektar, turun pada 2016 menjadi 438.363 hektar dan kembali turun pada tahun 2017 menjadi 150.457 hektar.

"Khususnya di Provinsi Jambi, karhutla setiap tahunnya terus berkurang secara signifikan. Ini berdasarkan hasil evaluasi selama ini," tutur Bambang Sugeng.

Bambang Sugeng mengimbau pihak terkait harus bersinergi melakukan pencegahan karhutla dengan meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Jangan lupa pula melibatkan masyarakat setempat guna memperbaiki tata kelola hutan, serta memberikan sanksi tegas bagi pelaku pembakaran hutan.

Sedangkan Gubernur Jambi melalui Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Provinsi Jambi, Tagor Mulia Nasution mengatakan, sistem pengendalian karhutla di Provinsi Jambi harus terpadu, cepat, dan tepat.

Senada dengan Bambang Sugeng, Tagor Mulia Nasution menyebutkan. "Untuk itu, dibutuhkan koordinasi dan integrasi yang baik dari seluruh pemangku kepantingan dalam mencegah dan mengendalikan karhutla," pungkasnya. (red/jt/asr)
Diberdayakan oleh Blogger.