Kasus Century: Rizal Ramli Minta Boediono Jangan Jadi Pengecut, Jantanlah
Rizal Ramli |
JAMBITERBIT.COm, JAKARTA - Mantan
Wakil Presiden Boediono diminta mantan Menteri Koordinator bidang
Perekonomian Rizal Ramli mau terbuka dan berjiwa besar mengakui
kesalahannya dalam perkara dana talangan Bank Century. Mantan Menko
Perekonomian ini meminta mantan Gubernur BI itu jangan jadi pengecut dan
harus bersikap ksatria bertanggung jawab atas kasus ini.
"Dua deputi Bapak, Budi Rochadi dan Siti Fadjriah meninggal karena
stres menghadapi kasus ini. Sementara satu deputi lagi, yakni Budi Mulya
sudah divonis 15 tahun. Bapak kok pengecut sekali sih, kan Bapak yang
tanggung jawab sebagai Ketua. Saudara yang mengambil keputusan
belajarlah jadi ksatria jangan pengecut gitu," kata Rizal Ramli di acara
Indonesia Lawyers Club (ILC) yang digelar TVOne, Selasa malam
(17/4/2018).
Dia mengatakan dalam kasus Gubernur Bank Indonesia yang terjerat hukum,
baik Sjahril Sabirin, Burhanuddin Abdullah dan kini Boediono memang
biasanya tak mendapatkan imbalan berupa uang. Namun mereka ditawarkan
berbagai jabatan.
"Sama juga dengan Boediono gratifikasikanya jadi Wapres, karena kami
tahu bahwa Boediono tak ada di daftar sembilan nama (calon wapres) yang
dilakukan tim seleksi, namun di last minute masuk Boediono," ujar Rizal.
Kerah Putih
Mantan Menteri Keuangan ini mengatakan kejahatan kerah putih marak
terjadi di Indonesia. Sayangnya, sering kali tak diusut tuntas.
Kejahatan ini sangat membahayakan karena merugikan rakyat. “Akibat
kejahatan ini rakyat menanggung derita, subsidi untuk mereka dicabut dan
harga-harga jadi mahal,” ungkap Rizal yang tampil tegas dan mendidik
dalam acara bergengsi tersebut.
Penyelamatan
Pada acara tersebut Mantan Kabulog ini menyatakan, menyelamatkan Bank
Century sebenarnya cukup dengan membayar dana pihak ketiga atau nasabah
yang kurang dari Rp 2 triliun, bukan kemudian memberikan dana talangan
sebesar Rp 6,7 triliun.
“Bank Century sebetulnya hanya butuh duit Rp 2 triliun dan diselamatkan
1 hari bukan 8 bulan. Itu saja KPK nggak ngerti-ngerti,” jelasnya dalam
acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang digelar TVOne, Selasa (17/4/2018).
Dia juga menyebut argumentasi sistemik yang digunakan sebagai dasar
penggelontoran bailout Century menyesatkan. Sebab, secara kapasistas
Bank Century bukan bank besar. Dengan demikian, apabila ia mengalami
persoalan sulit bayar tidak akan mengakibatkan kerusakan pada sistem
perekonomian nasional.
Menurut Rizal Ramli, ukuran besar atau kecil sebuah bank dapat dilihat
antara lain dari dana pihak ketiga atau nasabah yang ada di bank itu.
Dana pihak ketiga di Bank Century sesaat sebelum dia di-bailout kurang
dari Rp 2 triliun.
Secara teknis, untuk menyelamatkan Bank Century hanya diperlukan dana
sekitar Rp 2 triliun pula. Tetapi kenyataannya, bailout Bank Century
menghabiskan uang sebesar Rp 6,7 triliun. "Argumen sistemik itu argumen
pembodohan karena ini bank kecil, bank ecek-ecek,” tegasnya.
Menko Ekuin era Pemerintahan Abdurrahman Wahid ini pun menduga kuat ada
dana yang bocor dari penggelontoran dana yang mencapai 3 kali lipat
dari dana yang dibutuhkan itu. "Mengapa yang dikucurkan Bank Indonesia
untuk Bank Century mencapai Rp 6,7 triliun. Pasti ada yang bocor,"
sambung Rizal Ramli.
Dia mengatakan, pengalaman di seluruh dunia memperlihatkan bahwa untuk
menyelamatkan sebuah bank hanya diperlukan satu hari, yakni hari dimana
dana pihak ketiga ditutup.̢۬ "Tetapi dalam kasus Bank Century, dana
talangan yang diberikan diecel-ecel (dicicil) selama delapan sampai
sembilan bulan," masih katanya.
Menurutnya, Bank Century tidak pantas diinjeksi dana segar karena sudah
ada ketentuan batas minimum kecukupan modal (Capital Adequate
Ratio/CAR).
“Aturannya sederhana, bank kalau di-bailout CAR-nya harus minimal 8
persen. Pada waktu rapat ambil keputusan CAR Century 2,3 persen. Artinya
tidak boleh diselamatkan, ditutup saja,” tukasnya.
Penulis : Ali
Sumber : harianterbit