Kisah Pilu Dibalik KLB Yang Diduga Keracunan Makanan
Istimewa |
Peristiwa dugaan keracunan itu menimbulkan pandangan miring dari banyak orang terhadap Nurlela (60) selaku penyelenggara hajat.
Bagaimana curahan hati Nurlela dan sikapnya menghadapi ujian ini?
Berikut penuturannya kepada Tim Media Center Kominfo Kota Bengkulu !
Rabu (18/04/2018) pagi tim Media Center
(MC) menuju lokasi pesta pernikahan keluarga Nurlela. Keadaan tetap
normal seperti biasa, karena lokasi pernikahan meminjam halaman salah
satu kantor milik Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Bengkulu
di Jalan Basuki Rahmat.
Tim pun bertanya kepada salah seorang
warga mengenai kejadian yang dimaksud. Seorang ibu paruh baya
mengantarkan kami langsung ke rumah Nurlela yang menyelenggarakan acara
pesta pernikahan anaknya.
Lorong sempit dan sedikit berliku
mengantarkan kami tempat bersebelahan dengan tembok belakang Kantor
Dinas Tata Ruang dan Kawasan Pemukiman Kota Bengkulu. Disudut lorong
tersebut tim MC disambut dengan ramah oleh keluarga besar Nurlela.
“Assalamu’alaikum, maaf bapak dan ibu, benar di sini rumah ibu Nurlela,” salah seorang dari tim bertanya.
“Iya betul pak, darimana ya pak,” tanya salah seorang pemuda yang ternyata masih kerabat keluarga tersebut.
Tim MC pun memperkenalkan diri, dan tak
lama kemudian ibu Nurlela pun datang menyambut kedatangan kami. Meskipun
tersenyum, tetapi wajah lusuh dan lesu tidak bisa disembunyikan dari
wanita yang memiliki 9 orang anak tersebut.
Tak lama kemudian wanita asal Minang ini
menceritakan kejadian yang menimpa pesta pernikahan anaknya. Niatnya
hanya ingin berbagi kebahagiaan pesta pernikahan anaknya. Dia dan
keluarga besarnya tidak menyangka akan berbuah petaka di hari Minggu
(15/04/2018) silam.
“Malu kami nak, amak (ibu,red) sudah
pernah melangsungkan resepsi pernikahan anak yang sebelumnya, di rumah
ini juga, alhamdulillah lancar. Tapi, entah mengapa yang sekali ini bisa
terjadi seperti ini, benar-benar malu amak,” ungkap Nurlela berlogat
Minang dengan linangan air mata.
Sejumlah kenangan dituturkan kepada Tim
MC, mulai datang ke Bengkulu pertengahan tahun 1976 silam, hingga harus
membesarkan 9 orang anaknya sendiri setelah puluhan tahun sang suami
pergi meninggalkan keluarga menghadap Yang Maha Kuasa.
“Dari tangan amak ini lah kami bertahan hidup, amak berjualan onde-onde, lupis, dan kue-kue kecil,” katanya.
Akibat kejadian Minggu itu, Nurlela
menganggap seperti Alah Baralek, Datang Sansai (Setelah pesta
pernikahan, Datanglah Kesengsaraan-red).
“Entah sampai kapan nak, amak takut,
kemarin amak sempat dibawa ke Kantor Polisi untuk dimintai keterangan.
Sedangkan amak, anak, menantu dan cucu emak juga sempat kena mual dan
demam, tetapi kami minum obat parasetamol dan amoxilin (antibiotik) yang
ada di rumah, sedangkan kalau berobat ke dokter kami tak punya uang,”
keluhnya.
Letih yang luar biasa dirasakan Nurlela,
baru usai pesta pernikahan anak, anaknya kini harus berurusan dengan
pihak kepolisian dan cemoohan tetangga. Bahkan, Nurlela belum berani
memastikan apakah setelah ini dia kembali berjualan seperti biasa atau
istirahat dalam beberapa waktu.
“Sungguh kami minta maaf. Musibah ini
tidak pernah kami harapkan, semoga orang-orang yang menjadi korban dapat
sehat kembali,” sampainya dengan nada sedih.
Saat ini Nurlela mengaku sangat pasrah,
musibah yang menimpa keluarganya ini merupakan ujian terberat dalam
perjalanan kehidupan mereka.
“Sekali lagi kami mohon maaf, kepada
warga korban dugaan keracunan ini. Kami sampai saat ini tidak tahu apa
yang menjadi penyebab sehingga para undangan yang makan pada pesta anak
saya minggu lalu mengalami sakit,” ujarnya.
Sementara itu, Budi (40) tetangga Nurlela mengaku bahwa kejadian tersebut benar-benar musibah.
“Saya sudah lima tahun bertetangga
dengan ibu Nurlela. Kalau mau mencelakakan orang lain itu tidak mungkin,
keluarganya saja kena, dia juga kena,” ujar pria yang kesehariannya
berdagang baju di Pasar Minggu ini.
Dikatakannya, bahwa tidak sedikit warga
yang menilai negatif kepada ibu Nurlela terkait musibah ini. Tetapi,
masih banyak pula yang tetap berpegang prinsip bahwa kejadian itu tanpa
unsur kesengajaan.
“Semoga ibu Nurlela dan keluarga bisa melalui ujian ini,” demikian Budi.
Sumber : Media Center Kominfo Kota Bengkulu