Pilpres 2019 Kian Panas, Jenderal Gatot Nyapres Pro Jokowi Khawatir
Gatot Nurmantio. Ist |
JAMBITERBIT.COM, JAKARTA - Dukungan kepada mantan Panglima TNI
Jenderal Gatot untuk menjadi calon presiden pada Pilpres 2019
dideklarasikan Forum Komunikasi Ustazah. Alasannya, Gatot amanah,
gagah, merakyat, dan cerdas dalam menghadapi persoalan kebangsaan.
"Gatot amanah, gagah dan merakyat. Dia akan menjalankan roda
kepemimpinan nasional dengan kewibawaan, jiwa merakyat dan juga cerdas
dalam menghadapi persoalan kebangsaan,” kata Ketua Presiden 'Agamis'
(Aku, Gatot Nurmantyo dan Muhaimin Iskandar), Hj Ida Mursidah di
Jakarta, Minggu (15/4/2018), yang dilansir jambiterbit.com, Selasa (17/4/2018).
Sementara itu, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan,
majunya Gatot sebagai capres akan membuat takut dan khawatir para
pendukung, relawan dan partai-partai pendukung Presiden Joko Widodo
(Jokowi).
“Jika dibandingkan dengan Prabowo yang digadang-gadang akan maju dalam
pilpres 2019 nanti, nama Gatot bisa dikatakan bisa menjadi sang
penantang tangguh Jokowi,” ujar Pangi di Jakarta, Minggu (15/4/2018), yang dilansir jambiterbit.com, Selasa (17/4/2018).
Namun, sambung Ipang, panggilan akrab Pangi, justru majunya Prabowo
menjadi capres membuat geng Jokowi bersorak sorai bergembira karena
mengetahui lawan Jokowi adalah Prabowo di pilpres tahun depan.
Ipang menilai ada upaya dari kubu Jokowi agar Pilpres dimenangkan
secara mudah, yakni dengan mengajak Prabowo berlaga kembali. Nampaknya
skenario ‘geng’ Jokowi akan berhasil.
“Jadi agenda setting geng Jokowi ini kelihatan sekali. Bagaimana
caranya agar terulang kembali head to head Jokowi dengan Prabowo.
Buktinya Jokowi bisa mengalahkan Prabowo di Pilpres 2014. Ternyata
faktanya Prabowo belum bisa mengalahkan Jokowi. Sekarang yang dilawan
Prabowo adalah Jokowi sebagai incumbent. Dulu Jokowi bukan incumbent
saja Prabowo kalah,” jelasnya.
Salah satu indikasinya adalah langkah Luhut Binsar Pandjaitan yang
kabarnya meminta Prabowo maju sebagai capres. Kalau Prabowo maju, maka
mungkin ada deal lain atau bonus yang diperoleh Prabowo.
“Maju tapi kalah, enggak apa-apa. Kalau Prabowo maju maka otomatis juga
mengangkat elektabilitas Gerindra. Kalau Prabowo head to head sama
Jokowi, itu artinya sama saja Prabowo kembali memberikan tiket gratis
kepada Jokowi kembali menjadi presiden dua periode," tegasnya.
Seharusnya, Prabowo belajar banyak dari Ketua Umum Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang selalu kalah
saat maju sebagai capres. Kemudian Megawati lebih memilih menahan diri
dan merelakan PDIP untuk mengusung Jokowi sebagai presiden di Pilpres
2014.
Di sisi lain, kekuatan mesin partai pendukung Prabowo di pilpres nanti
kalah banyak dan kalah kuat dari koalisi parpol pendukung Jokowi. Selain
itu, tambah Pangi, saat ini Jokowi sedang menyiapkan beberapa ‘senjata’
pendongkrak elektabilitas yang membuat pemilih ‘enggan geser’ dalam
mendukung Jokowi.
Beberapa senjata pendongkrak disiapkan salah satunya
adalah yang berkaitan dengan infrastruktur dan gaya ‘merakyat’ Jokowi.
Ini akan membuat Prabowo makin sulit lagi mengimbangi Jokowi. Apalagi
dengan keunggulan pembangunan infrastruktur pemerintahan Jokowi yang
menjadi kelebihannya.
Cawapres
Forum Komunikasi Ustazah juga mendeklarasikan Muhaimin Iskandar sebagai
Cawapres Gatot. Ketua Presiden 'Agamis', Hj Ida Mursidah mengatakan
deklarasi ini merupakan aspirasi dari masyarakat bawah.
Ida mengatakan, duet pasangan Agamis yakni Gatot NUrmantyo dan Muhaimin
Iskandar merupakan perpaduan serasi tokoh nasional dan religius dalam
memimpin perjalanan kehidupan bangsa ini. "Dan semoga Allah merahmati
kedua pemimpin kita dalam melakasanakan tugasnya," katanya.
Penulis : Safari
Sumber : harianterbit