Produktivitas Kelapa Sawit Rakyat Masih Relatif Rendah

Direktur Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian RI Budi Gunadi. foto humas
JAMBITERBIT.COM, JAMBI - Walapaun telah membuat negara lain ketar-ketir karena Indonesia menjadi produsen nomor satu untuk komoditas kelapa sawit, namun Direktur Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian RI Budi Gunadi menilai, produktivitas sawit rakyat secara Nasional masih relatif rendah.

Hal itu diduga disebabkan karena belum terjadi kesepahaman antar pihak berkompenten untuk malakukan peremajaan. Padahal pemerintah pusat telah memberikan dukungan dan sumbangsih dana sebesar Rp 25 juta per hektar untuk tambahan biaya peremajaan tanaman kelapa sawit.

Menurut Budi Gunadi saat ini produktivitas sawit secara Nasional baru menghasilkan sekitar 3,6 ton CPO (coconut palm oil) per hekta per tahun, sementara negara lain telah memproduksi CPO 8 ton per hektar per tahun. "Rendahnya produktivitas ini masih dominan disumbangkan oleh perkebunan sawit rakyat", kata Budi Gunadi pada acara Sosialisasi Peremajaan Tanaman Kelapa Sawit Rakyat Tahun 2018 di Jambi, Kamis (5/4/2018).

Dikatakan Budi, saat ini produktivitas sawit rakyat sekitar 2,1 ton per hek tar per tahun, bahkan berada jauh dibawah rata-rata produktivitas kelapa sawit secara Nasional. "Padahal kita punya cita-cita, visi perkebunan ini untuk kelapa sawit khususnya adalah 35 ton TBS per hektar per tahun dan 26% CPO per hektar per tahun", kata Budi.

Ditambahkannya, jika dilakukan peningkatan kualitas kelapa sawit rakyat sampai 8 ribu ton per hektar, dirasa tak perlu lagi untuk memperluas lahan tanam. Biaya untuk perluasan dapat dialihkan ke ongkos pembibitan.

Guna mewujudkan hal itu  harus membangun sebuah kesepahaman dari semua stake holder untuk melakukan peremajaan. "Paling terpenting adalah bagaimana mengangkat harkat dan martabat serta kesejahteraan para petani kelapa sawit", tandasnya. (red/jt/hmi)
Diberdayakan oleh Blogger.