Wakapolri: Tidak Ada Urusan, Tetap Diusut dan Akan Tetapkan Pelaku Sembako Maut di Monas
Wakapolri Komjen Pol Syarifuddin. foto Ist |
JAMBITERBIT.COM, JAKARTA - Keluarga korban insiden pembagian
sembako di Monas dalam acara "Untukmu Indonesia" pada Sabtu (28/4/2018) lalu,
telah resmi mencabut laporan atas kasus tersebut. Alasannya, karena
keluarga korban sudah menerima takdir anaknya meninggal. Kendati begitu,
pihak kepolisian berjanji akan mengusut tuntas kasus itu.
"Dilanjut terus, walaupun itu dicabut, tapi tetap jalan terus," ujar
Wakapolri Komjen Polisi Syafruddin usai acara usai acara Bersih-bersih
Masjid di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa.
Menurutnya, saat ini proses hukum telah memanggil para saksi akibat
kejadian yang menewaskan dua orang ini. "Prosesnya sedang berjalan
sekarang sudah memeriksa saksi-saksi," ucapnya.
Ia mengungkapkan, telah melapor ke Presiden Joko Widodo (Jokowi)
terkait perkembangan penyelidikan kasus tersebut. "Sudah diusut. Nah,
ini saya melapor ke Presiden," kata Syafruddin.
Ia menegaskan, pihak kepolisian akan terus mengusut kasus ini dan
menetapkan pelakunya. "Tidak ada berhenti-berhenti. Akan mencari
pelaku. Tidak ada urusan. Mau cabut laporan, mau apa, tetap. Harus
konsisten," ujar dia.
Sebelumnya, kasus hilangnya dua nyawa anak akibat berebut sembako di
Monas dalam acara "Untukmu Indonesia" pada Sabtu (28/4) berbuntut
panjang. Pemprov DKI disebut tidak bisa lepas tangan dari kasus
tersebut, padahal panitia acara dinyatakan melanggar izin dengan
membagikan sembako dan mencatut logo pemprov.
Dua anak yang menjadi korban adalah MJ (12 tahun) dan MR (10 tahun), warga Pademangan Barat, Pademangan, Jakarta Utara.
Komariah sebelumnya melaporkan kasus kematian putranya ke Bareskrim
Polri. Namun, Bareskrim Polri melimpahkan kasus tersebut ke Polda Metro
Jaya. Kendati demikian, Komariah kemudian mencabut laporan tersebut.
Sudah Tepat
Sementara itu pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah, Jakarta, Adi Prayitno mengatakan, pihak kepolisian
sudah tepat dengan terus melakukan pengusutan.
Adi menjelaskan, setelah kasus ini mendapat banyak perhatian publik,
sang ibu korban malah mencabut laporan ke polisi. Padahal sebelumnya
sang ibu korban ngotot minta tanggung jawab terhadap pihak
penyelenggara.
Sesuatu yang tak biasa bagi ibu (Komariah) yang sedang
kecewa karena anaknya meninggal. Wajar jika publik bertanya soal motif
pencabutan laporan itu.
Ditambahkan lagi, meski laporan dicabut, polisi tetap memeriksa panitia
penyelenggara untuk melakukan penyelidikan terkait kasus meninggalnya 2
anak itu. Sepertinya pemeriksaan ini dilakukukan untuk melokalisasi
kasus kematian biar tak menyeret pihak-pihak lain yang terkait.
"Intinya, kasus pembagian sembako ini hanya ranah penyelenggara saja,
dan tak ada sangkut pautnya pihak lain” ujar Adi kepada Harian Terbit di
Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Menurutnya, kasus kematian dua anak dalam pembagian sembako menjadi
ironi di jantung ibukota, karena kejadiannya dekat dengan pusat
pemerintah dan pusat ekonomi. Publik akhirnya tahu, di Jakarta pun
banyak orang miskin yang rela berkelahi dengan hidupnya hanya demi antri
minyak goreng dan beras yang tak seberapa.
“Ini ironis di tengah gembar gembor pemerintah yang ingin mengentaskan
kemiskinan di berbagai penjuru, tapi yang dekat di mata masih belum bisa
diatasi," ulas Adi.
Dia mengemukakan, tewasnya dua orang anak saat pembagian sembako di
Kawasan Monumen Nasional (Monas) menjadi heboh, tak lepas dari
kepedulian Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.
"Pertama, sejak awal berita soal pembagian sembako sepi dari hingar
bingar seolah tak terjadi apa-apa di Monas. Untungnya, Sandiaga
menyebutkan ada dua anak meninggal karena ikut antrian sembako sehingga
publik tahu ada sesuatu yang memilukan di sana," ujar Adi.
Andai Sandiaga tak ungkap ke publik, mungkin kabar berita dua anak
meninggal ini hanya akan jadi kabar angin lalu. Dan pembagian sembako
boleh tapi prosedur dan tingkat keamanannya harus terjamin. Jangan
sampai pembagian sembako yang tak seberapa justru merenggut nyawa bocah
kecil," paparnya.
Bertanggungjawab
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta tanggung jawab panitia
penyelelenggara yakni Forum Untukmu Indonesia yang melakukan pembagian
sembako di Lapangan Monumen Nasional (Monas) pada hari Sabtu (28/4).
"Kita instruksi yang sangat tegas dinas terkait untuk meminta
tanggungjawab. Ada empat tanggung jawab yang kita inginkan dari pihak
penyelenggara," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno
di Jakarta Pusat, Rabu.
Tanggung jawab yang diinginkan, satu adalah mengganti kerugian. Kedua,
memastikan sarana prasarana kembali normal. Ketiga, pencatutan logo
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus ada permintaan maaf dari pihak
penyelenggara.
Terakhir tentunya menanggung akibat dan berpartisipasi dalam satu,
masalah hukum yang diselesaikan dengan aparat hukum. Dan dengan keluarga
korban. (sammy/danial/harianterbit)