Menpar Sambangi ITB Asia 2018, Wisata Halal Tebar Pesona di Singapura
foto ist |
Sebanyak 91 industri dan ratusan buyer serta sellers menyambut menteri asli Banyuwangi tersebut. Menpar menjadi objek foto dan perhatian di pameran skala internasional tersebut. Kehadiran Menpar ini membuktikan bahwa Menpar selalu mengutamakan yang utama.
"Sudah tepat beliau memikirkan pasar Singapura dan hadir di sini. Karena pasar paling dekat dan sangat berpotensi untuk pariwisata Indonesia di Singapura dan melalui Singapura. Singapura juga daya belinya kuat. Apalagi ITB Asia ini levelnya dunia. Terima kasih pak Menteri atas perhatiannya kepada industri pariwisata," kata Managing Director Bali Sunshine, I Ketut Ardana.
Sementara itu, Menpar Arief, memberikan alasan mengapa Wonderful Indonesia all out di pameran ini. Pertama, Singapura adalah pasar utama Indonesia. Originasi yang jumlah wismannya paling besar, sebelum akhirnya disalip Tiongkok di tahun 2016.
Kedua, penyelenggaranya diendorse khusus oleh tim ITB - Internationale Tourismus-Borse. Jagoan nomor wahid yang setiap tahun menjadi travelmart terbesar di dunia. Mereka berkolaborasi dengan Singapura untuk membuat pertemuan seller dan buyer industri wisata itu.
Ketiga, kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang berdampak pada jumlah wisman masuk dari border area. Terutama dari pintu masuk Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Dimana kunjungan wisman di Batam, Bintang, Tanjung Balai Karimun, Anambas dan Natuna meningkat. Tidak hanya Singaporean, tetapi warga Negara mana saja yang transit dari Singapura.
"Kita harus mengalokasikan sumber daya pada program-program yang kita prioritaskan, mengutamakan yang utama. Kalau dalam Imagine kita menetapkan tujuan-tujuan akhir yang hendak dituju, maka dalam Focus kita harus menetapkan prioritas-prioritas agar tujuan akhir itu bisa terwujud.
Singapura merupakan salah satu pasar utama kita, harus terus kita genjot,"kata Menpar.
Di acara tersebut, selain telah terjadi ribuan transaksi antara sellers dan buyers, Kemenpar juga memanfaatkan momentum tersebut untuk mendorong wisata halal.
Lini ini memiliki value ekonomi yang menggiurkan. Mengoptimalkan potensi tersebut, Halal in Travel Conference dengan media maupun di Pavilion Halal Travel digelar Kemenpar di hari yang sama. Sebab, Indonesia memiliki atraksi, aksesibilitas, dan amenitas wisata halal terbaik di dunia.
“Posisi ITB Asia sangat strategis. Ada banyak industri besar di sini dan pengunjungnya besar. Dengan posisinya tersebut, kami gelar Halal in Travel Conference. Sejauh ini respon publik sangat positif. Selain menyimak, mereka juga sangat interaktif menggali informasi yang diberikan,” ungkap Tim Percepatan Wisata Halal Kemenpar Riyanto Sofyan.
Melakukan transformasi informasi, background besar potensi wisata halal diberikan. Muaranya satu, meningkatkan Brand Equity Indonesia sebagai destinasi utama wisata halal dunia. Treatmentnya, mulai dari branding gencar dan menerapkan Leadership Initiatives. Implementasinya dimulai pengembangan ekosistem, industri, hingga pembangunan kapasitas.
“Indonesia adalah destinasi wisata halal terbaik di level global. Ada banyak konsep yang disampaikan. Ekosistem dikuatkan melalui sinergi pentahelix. Lalu, network dikuatkan dari workshop dan beragam pertemuan. Kami juga terus mengembangkan paket-paket wisata terbaik,” terang Riyanto lagi.
Mengembangkan konsep wisata halal, beragam paket wisata memang sudah ditawarkan. Paket wisata halal ini diantaranya, Halal Cruise menuju Aceh. Ada juga Qurbani Tour di Lombok hingga perjalanan menuju Pulau Santen. Pulau Santen menjadi wisata pantai halal di Indonesia. Riyanto menambahkan, wisata halal Indonesia tumbuh menjanjikan.
“Potensi pertumbuhan wisata halal Indonesia ini menjanjikan. Belajar dari Lombok, ada banyak langkah besar yang dilakukan. Lombok kini brandingnya Indonesia’s Halal Jewel. Bukan lagi the Sister Island of Bali. Ada banyak award diraih, seperti World Halal Travel Awards 2015 dan 2016,” tutur Riyanto.
Bagaimana dengan value ekonominya? Mengacu NTB dan Lombok, wisata halal ini jadi kue nikmat. Kemampuan spending wisatawan terus terkoreksi naik. Potensi spending wisaman di tahun 2016 sudah berada pada angka USD1,68 Miliar atau naik lebih dari USD400 Juta. Sebab, pada 2015 kisaran spending wisaman USD1,27 Miliar. Untuk spending wisman ada di angka USD101 Juta pada 2016 atau naik USD400 Juta.
Potensi ekonomi Lombok tidak lepas dari kenaikan 40% kunjungan wisatawannya. Pada 2016 jumlah arus masuk dari wisatawan mencapai 1,4 Juta. Padahal, setahun sebelumnya hanya berkisar 1 Juta orang saja. Hal ini tidak lepas dari pengembangan destinasi di Lombok. Untuk optimalisasi kawasan, total investasi senilai USD301 Juta pun sudah disuntikan.
“Halal in Travel Conference sangat penting. Ada banyak informasi yang disampaikan. Sebab, destinasi wisata halal di Indonesia sangat siap dikunjungi. Daya dukung infrastruktur dan aksesibilitasnya juga sangat bagus,” jelas Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani didampingi Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Masruroh.
Berkembang menjadi industri, dampak positif wisata halal di Lombok juga terus meluas. Saat ini posisi Desa Bile Bante sebagai area bekas tambang sudah beralih fungsi sebagai Desa Wisata Hijau. Lalu, aliran finansial dari sektor pariwisata rata-rata tumbuh 26,58% setiap periode dalam 5 tahun terakhir. Inkam masyarakat melonjak siginifan. Mengacu industri kuliner milik Siti Zaenab, inkam Rp30 Juta per bulan kini diraihnya. Sebelumnya angka inkamnya berkisar Rp1,5 Juta sebulan.
“Konsep wisata halal terus dikembangkan. Terkait syarat administrasi juga tidak ada masalah. Sebab, Indonesia juga memiliki standardisasi tinggi. Yang jelas, wisata halal di Indonesia sangat berkualitas dan bisa dipertanggungjawabkan. Hal ini sudah dibuktikan dengan tingginya arus wisatawan dan pesatnya pertumbuhan wisata halal di beberapa daerah,” ujar Masruroh.
Beragam upaya juga dilakukan untuk mendukung kenyamanan wisatawan. Selain fasilitas destinasinya, ada juga penguatan network dengan organisasi multilateral dalam pengembangan infrastruktur. Wisata ini mendapat payung hukum dan support dari para stakeholder. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menjelaskan, semua aspek menempatkan Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik.
“Destinasi wisata halal akan terus berkembang di Indonesia. Semua aspek memenuhi syarat untuk itu. Respon pasar sangat bagus sehingga investasi terus mengalir. Infrastrukturnya lengkap dan bagus. Untuk itu, pastikan Indonesia menjadi pilihan utama untuk menikmati wisata halal,” tutup Menteri yang sukses membawa Kemenpar No. 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryTourism2018 se-Asia Pasifik di Bangkok. (Harian Terbit/Hermansyah)