Harga Tiket Pesawat Naik, Tingkat Hunian Hotel Menurun
JAMBITERBIT.COM, JAKARTA - Kenaikan harga tiket pesawat di dalam negeri mempunyai dampak
yang sangat signifikan terhadap tingkat penghunian kamar hotel, kata
Wakil Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sutrisno
Iwantono.
"Teman-teman di perhotelan mengeluhkan dampak yang signifikan," kata Iwantono di Jakarta, Selasa.
Iwantono mengatakan, berdasarkan data dari BPS Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Mei 2019 mencapai rata-rata 43,53 persen atau turun 10,33 poin dibandingkan TPK Mei 2018 yang sebesar 53,86 persen.
Demikian pula, jika dibanding dengan TPK April 2019 yang tercatat 53,90 persen, TPK Mei 2019 mengalami penurunan sebesar 10,37 poin.
Hal ini katanya, karena harga tiket menyebabkan perjalanan yang dilakukan pelancong dalam negeri pasti terhambat.
Jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Mei 2019 sebanyak 5,3 juta orang atau turun 7,10 persen dibanding bulan sebelumnya.
Sementara itu, jumlah penumpang angkutan udara domestik Januari–Mei 2019 mencapai 29,4 juta orang atau turun 21,33 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 37,4 juta orang.
Anehnya, kata Iwantono, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia juga turun pada Mei 2019 turun 3,19 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 1,26 juta kunjungan.
Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang datang melalui pintu masuk udara pada Mei 2019 mengalami penurunan sebesar 11,37 persen dibanding jumlah kunjungan wisman pada bulan yang sama tahun 2018.
Ia mengatakan, peranan sektor pariwisata nasional semakin penting melalui penerimaan devisa, pendapatan daerah, pengembangan wilayah, penyerapan investasi dan tenaga kerja serta, pemerataan.
Apalagi, kata Iwantono, pemerintah memproyeksikan sektor pariwisata mampu menyumbang produk domestik bruto sebesar 15%, Rp 280 triliun untuk devisa negara, 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara, 275 juta perjalanan wisatawan nusantara dan menyerap 13 juta tenaga kerja pada 2019.
Ia mengatakan, pariwisata memiliki keterkaitan industi (industrial linkage) yang kuat hulu maupun hilir, terkoneksi dengan sektor ekonomi lain seperti hotel dan restoran, angkutan, industri kerajinan dan lain-lain.
Melalui multiplier effect-nya, pariwisata dapat dan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Industri penerbangan adalah industri kunci yang menentukan pencapaian target-target yang ditetapkan pemerintahan Presiden Jokowi tersebut. (harianterbit/ant)
"Teman-teman di perhotelan mengeluhkan dampak yang signifikan," kata Iwantono di Jakarta, Selasa.
Iwantono mengatakan, berdasarkan data dari BPS Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Mei 2019 mencapai rata-rata 43,53 persen atau turun 10,33 poin dibandingkan TPK Mei 2018 yang sebesar 53,86 persen.
Demikian pula, jika dibanding dengan TPK April 2019 yang tercatat 53,90 persen, TPK Mei 2019 mengalami penurunan sebesar 10,37 poin.
Hal ini katanya, karena harga tiket menyebabkan perjalanan yang dilakukan pelancong dalam negeri pasti terhambat.
Jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Mei 2019 sebanyak 5,3 juta orang atau turun 7,10 persen dibanding bulan sebelumnya.
Sementara itu, jumlah penumpang angkutan udara domestik Januari–Mei 2019 mencapai 29,4 juta orang atau turun 21,33 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 37,4 juta orang.
Anehnya, kata Iwantono, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia juga turun pada Mei 2019 turun 3,19 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 1,26 juta kunjungan.
Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang datang melalui pintu masuk udara pada Mei 2019 mengalami penurunan sebesar 11,37 persen dibanding jumlah kunjungan wisman pada bulan yang sama tahun 2018.
Ia mengatakan, peranan sektor pariwisata nasional semakin penting melalui penerimaan devisa, pendapatan daerah, pengembangan wilayah, penyerapan investasi dan tenaga kerja serta, pemerataan.
Apalagi, kata Iwantono, pemerintah memproyeksikan sektor pariwisata mampu menyumbang produk domestik bruto sebesar 15%, Rp 280 triliun untuk devisa negara, 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara, 275 juta perjalanan wisatawan nusantara dan menyerap 13 juta tenaga kerja pada 2019.
Ia mengatakan, pariwisata memiliki keterkaitan industi (industrial linkage) yang kuat hulu maupun hilir, terkoneksi dengan sektor ekonomi lain seperti hotel dan restoran, angkutan, industri kerajinan dan lain-lain.
Melalui multiplier effect-nya, pariwisata dapat dan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Industri penerbangan adalah industri kunci yang menentukan pencapaian target-target yang ditetapkan pemerintahan Presiden Jokowi tersebut. (harianterbit/ant)