Musim Kemarau, Petani di Jambi Takut Puso
Tanaman sayur - sayuran yang mulai kekeringan menjelang panen. foto : jambiterbit/rizalependi |
"Kalau lahan kecil bisa disiram menggunakan mesin pompa, tapi jika lahan luas atau lahan pertanian tadah hujan, pasti mengalami gagal panen," ujar Mujiati (37) salah satu petani sayur di Jambi, Kamis (4/7/2019).
Jika kemarau, menurut Mujiati tidak ada jalan lain selain melakukan penyiraman. Sebab tanaman sayur-sayuran dan palawija membutuhkan banyak air.
"Kalau tidak disiram dan tidak ada hujan, akan kering. Kalaupun berhasil panen, kualitas cabai dan sayur jelek. Bahkan tak bisa dijual," tuturnya.
Hal senada juga dikatakan sejumlah petani sayur-sayuran lainnya. Bahkan para petani berencana alih pekerjaan - seperti menjadi kuli bangunan dan kuli pengupas buah pinang - jika musim kemarau.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, Amir Hasbi mengatakan, musim kemarau memang berdampak terhadap ketersediaan komoditi pertanian seperti cabai, bawang dan sayur-sayuran.
Sebagai langkah untuk mengatasi kekurangan pasokan komoditi dimaksud, maka akan didatangkan dari daerah lain. Dalam hal ini pihaknya tetap berupaya agar distribusi berjalan lancar.
"Saya menghimbau jika hal itu terjadi para konsumen hendaknya lebih cerdas mengatur kebutuhan hidup sehari-hari," kata Amir Hasbi kepada wartawan di Gedung DPRD Provinsi Jambi, Kamis (4/7/2019).
Namun, Amir Hasbi menambahkan, berdasarkan pengalaman pada musim kemarau sebelumnya, komoditi yang paling berdampak adalah sayur-sayuran dan buah-buahan. (jambiterbit/rizalependi)