Musim Kemarau Tiba Warga Kesulitan Air Bersih

Sumur warga yang mulai mengering. foto istimewa
 JAMBITERBIT.COM, MUAROJAMBI - Bulan kedua masuk musim kemarau telah menyulitkan warga mendapatkan air bersih. Sumur warga rata - rata hampir kering. Sedangkan petani sayur harus bekerja ekstra keras menyiram kebun.

Mar (39) ibu rumah tangga warga  Desa Tangkit Lama Kecamatan Sungaigelam Kabupaten Muarojambi mengatakan, tetangga sebelah telah menimbah air sumur di tempat lain karena sumur di tempat biasa hampir kering.

Dia menggunakan ember untuk mengangkut air ke rumahnya. Sedangkan mesin pompa listrik tak dapat lagi digunakan.

 "Air sumur tinggal sedikit sehingga mesin pompa tidak dapat menyedot, ditambah lagi sumur itu digunakan secara bersama-sama," ujar Mar, Selasa (30/7/2019).

Menurut warga yang sedang menghemat air bersih ini, biasanya pada musim kemarau panjang dia harus mengangkut air bersih dari sumur lain. Sumur gali miliknya kering, kalau pun ada  air kotor dan berlumpur.

"Kita juga biasa membeli air ke warga yang ada sumur bor, air diantar ke rumah dalam jerigen besar menggunakan mobil," tuturnya.

Harga  satu jerigen seukuran kira kira 1000 liter Rp 30 ribu, ini bertahan hanya sepuluh hari untuk masak dan mencuci piring. "Kalau mandi juga pakai air itu, paling satu minggu sudah habis," ujar Mar.

Ironisnya, bagi warga yang tidak memiliki tempat menampung air, biasanya ditumpahkan ke dalam sumur yang telah  kering. Volume air menyusut karena meresap, kondisinya pun keruh tak seperti ditempatkan  di tedmon.

Terpisah, Ujang Hardianto (40) menceritakan bahwa musim kemarau berdampak pula pada tanaman sayur dan palawija. Kebun sayur menjadi kering, lahan tanam pun retak-retak.

Petani ini  harus bekerja keras menyiram tanaman sayur tiga kali sehari menggunakan pompa  agar tidak gagal panen. "Tapi untungnya pas musim kemarau harga sayur naik," pungkasnya. (jambiterbit/rizalependi)
Diberdayakan oleh Blogger.