Kemenkes Terjunkan Tim Investigasi Dugaan Paparan Merkuri di Sumut
ist |
"Yang kami periksa adalah kadar merkuri yang ada di media seperti air dan tanah, mungkin sayur-sayuran yang ada di sekitar lokasi. Kemudian mengambil sampel air yang di sana. Yang tentu saja diperiksa tentunya adalah ibunya, khususnya di rambut dan kuku," ujar Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Imran Agus Nurali di Jakarta, Selasa (12/11/2019).
Ketika ditemui dalam rapat koordinasi pemulihan kawasan tambang emas liar di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Imran menjelaskan, tim dari Kemenkes yang berangkat ke Mandailing Natal termasuk litbang yang disertai orang-orang dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan & Pengendalian Penyakit di Medan serta perwakilan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Pemeriksaan akan paparan merkuri rencananya akan dilakukan juga kepada masyarakat sekitar untuk mengambil sampel apakah ada warga yang lain terpapar.
Ia menjelaskan, kajian dan survei cepat akan dilakukan untuk menentukan apakah ada paparan kepada korban dan kemungkinan masyarakat sekitar.
Menurut Imran, untuk memastikan dugaan paparan merkuri Kemenkes juga sudah melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan dari provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Mandailing Natal.
"Tentunya ada kasus kita perlu pastikan dari pemeriksaan sampel yang tadi apakah benar-benar berhubungan. Kita harus tahu riwayat pemeriksaan kehamilannya dan bagaimana kondisi selama hamil. Kesimpulan dari hasil sampel media, ibunya sendiri, masyarakat sekitar nanti kita baru ada kesimpulan setelah ada hasil pemeriksaan di lapangan," tegas Imran.
Dilansir dari Antara, sebelumnya, seorang bayi yang lahir di kawasan tambang emas di daerah Mandailing Natal memiliki kelainan usus atau gastroschisis. Dia dirujuk ke RS M Djamil di Padang, Sumatera Barat setelah sebelumnya dirawat di RSUD Panyabungan, Sumut.
Bayi yang baru berusia beberapa hari itu lahir dari pasangan yang bekerja di tambang rakyat di Lingga Bayu, Kab. Mandailing Natal. Sebelumnya dalam rentang beberapa tahun terakhir telah terjadi kelahiran bayi dengan tubuh abnormal.
Saat ini setidaknya ada enam kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal yang menggantungkan hidupnya dari tambang rakyat. Penambang tidak hanya dari warga lokal tapi juga dari berbagai daerah di Indonesia. (harianterbit/arbi)
sumber : harianterbit.com