Pemerintah Tegaskan Indonesia Bebas Dari Virus Corona
foto ist |
"Meskipun kemarin ada 62 yang suspect tapi setelah dicek semuanya pada posisi negatif. Ini patut kita syukuri," ujar Presiden Jokowi saat sidang kabinet paripurna di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Senin (10/2) kemarin mengungkapkan pihaknya menemukan sekitar 62 kasus dugaan Virus Corona di Indonesia.
Sebanyak 62 spesimen dari suspect itu telah dikirim dari 28 rumah sakit di 16 provinsi dan telah dilakukan pemeriksaan.
Presiden Jokowi mengapresiasi kerja keras seluruh kementerian dan lembaga, terutama Kementerian Kesehatan, dalam mengantisipasi masuknya Virus Corona ke Indonesia.
"Saya kira ini menunjukkan kewaspadaan kita, kehati-hatian kita, kerja keras ekstra sehingga virus itu tidak masuk ke Indonesia," ujar Presiden Jokowi.
Presiden menekankan Pemerintah Indonesia sangat serius dalam mewaspadai ancaman Virus Corona yang telah merenggut nyawa 1.013 individu di dunia.
"Saya minta agar penyampaian ke media pagi, siang, malam, terus dilakukan sehingga informasi betul-betul konkret, ada faktanya, sehingga persepsi yang ada di luar kepada Pemerintah Indonesia betul-betul sangat serius dalam menangani ini," ujar Presiden Jokowi.
Pemerintah juga sampai saat ini masih mengobservasi sebanyak 285 orang WNI yang terdiri atas 238 WNI yang pulang dari Wuhan, lima orang dari Kemenlu, serta kru pesawat, di Natuna, Kepulauan Riau.
Wuhan merupakan episentrum wabah Virus Corona. Hingga Selasa ini, seluruh WNI di Natuna dalam kondisi baik.
Bebas Corona
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Terawan Agus Putranto membantah dugaan adanya kasus virus Corona yang tidak terdeteksi. Menurut dia, Kementerian Kesehatan sudah melakukan berbagai tes dan deteksi sesuai standar internasional.
"Apa yang sudah kita kerjakan itu sesuai standar internasional, semua sudah dicek. Peralatan kita kemarin sudah di-fixed-kan dengan Kedutaan Besar AS, kita menggunakan kit (peralatan) dari Amerika," kata Terawan usai mengikuti rapat koordinasi bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Gedung Grand Kebon Sirih Jakarta, Selasa
Bisa Masuk
Ketua Umum Pokja Infeksi Pengurus Pusat (PP) Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengatakan, virus corona tidak menular hanya lewat udara. Walaupun begitu, bukan berarti Indonesia benar-benar bebas dari ancaman virus corona karena virus tersebut tetap bisa hidup di Indonesia. "Saya sudah sampaikan, virus ini menjadi tidak aktif kalau ada sinar ultraviolet dari matahari," kata Erlina di Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Erlina mengemukakan, kemungkinan, ada pengaruh suhu di Indonesia terhadap berkembang biaknya virus corona. "Virus ini berkembang biak pada suhu yang dingin dengan kelembapan yang rendah. Kalau Indonesia dingin atau enggak? Indonesia enggak ya. Kelembapannya rendah atau tinggi, tinggi ya, 80 persen lah. Ini bukan tempat yang baik untuk virus berkembang biak," jelasnya.
Erlina mengatakan, risiko masuknya virus corona ke Indonesia tetap ada dan masyarakat tetap harus melakukan pencegahan penyakit. Beberapa cara mencegah penyakit yang disarankan adalah rutin mencuci tangan dan menggunakan masker. Selain itu, penting juga memperkuat imunitas tubuh.
Sementara itu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Anung Sugihartono mengatakan, masyarakat tak perlu menanggapi penelitian tersebut secara berlebihan karena masih berupa spekulasi semata. “Yang jelas belum ditemukan orang Indonesia di dalam negeri yang terinfeksi novel corona virus.”
Stop Impor
Sementara itu, Koordinator Gerakan Perubahan (Garpu) Muslim Arbi mengatakan, dengan membuka keran impor produk hortikultura dari China maka bisa menambah masuknya virus corona ke Indonesia. Karena pekerja di China di lakukan oleh manusia. Sehingga peluang menyebarnya virus corona semakin lebar. Apalagi balai atau karantina yang dimiliki Indonesia belum mempunyai alat deteksi virus yang canggih.
"Singapura sejak awal telah melakukan langkah yang tegas. Makanya stop hubungan dengan RRC. Sekarang kita sudah kemasukan virus corona. Itu (virus ,corona) pasti di bawa via parawisata atau TKA China," kata Muslim Arbi kepada Harian Terbit, Selasa (11/2/2020).
Sebagai antisipasi agar virus corona tidak semakin menyebar, sambung Muslim, maka pemerintah harus segera mengkarantina orang - orang yang sudah terdampak. Selain itu pemerintah juga harus mengupayakan untuk merazia dan memulangkan TKA China yang terdampak virus corona. Karena karantina terhadap pihak - pihak yang terkena virus corona juga tidak cukup.
"Selain itu pemerintah juga harus setop impor produk China dan menutup pintu masuk wisatawan dan TKA China," tegasnya.
Ketua Dewan Penasehat Barisan Relawan Nusantara (Baranusa) Mohamad Jokay menegaskan, untuk mencegah virus corona masuk Indonesia, sangat tepat jika memulangkan TKA China. Hal itu dilakukan guna melindungi WNI dari ancaman wabah virus corona. Apalagi berdasarkan berita sudah ada lima orang yang terkena dan satu meninggal dunia akibat virus corona di RS Karyadi, Semarang, Jawa Tengah.
"Pemerintah juga harus bisa mengantisipasi jika benar dari sekian banyak WNI yang dipulangkan ke Indonesia ada yang terjangkit virus tersebut. Dengan cara seperti yang dilakukan China, termasuk mengkarantinanya dengan maksud tujuan pencegahan," paparnya.
Setelah itu, sambung Jokay, orang yang terpapar virus corona harus segera ditangani dengan baik dan benar tanpa diskriminasi. Karena diyakini orang yang terkena virus corona bisa disembuhkan.
Apalagi diduga adanya virus corona merupakan senjata biologi militer sehingga dipastikan ada anti virusnya. Oleh karena itu masyarakat Indonesia tidak perlu panik untuk menghadapi isu virus corona. (harianterbit/safari)
sumber : harianterbit.com