Kesan Menyeramkan Virus Corona Belum Terasa di Desa
JAMBI - Saat ini warga Kota Jambi sebagian diselimuti rasa takut tertular penyakit berbahaya Coronavirus Disease (Covid) 19. Rasa kurang nyaman saat keluar rumah ditengah pendemi penyakit menular tampak jelas di wajah sebagian warga.
"Tangan harus bersih, begitu juga peralatan yang banyak disentuh orang. Kalau punya kita disaterilkan terus pakai hand sanitizer," ujar Dieng (38) - nama samaran - pedagang sembako di Desa Air Itam, Muarojambi, Jambi, Senin (06/04/20).
Peralatan yang dimaksud Dieng ialah Mesin Elektronik Data Capture (EDC) Bank BRI yang digunakan untuk pembayaran non tunai pelanggan tokonya.
Saat berbelanja, pelanggan menyerahkan kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) kepada Dieng. Kartu digesekan ke alat tersebut dan kemudian pelanggan disuruh menekan nomor PIN, saat transaksi pembayaran.
"Nah, saat menekan PIN, otomatis pelanggan menyentuh tombol-tombol angka pada mesin ini. Jadi, untuk menghilangkan rasa was-was usai transaksi, tombol angka tersebut saya oleskan cairan ini," tuturnya.
Toko sembako ini memang tidak berada di dalam Kota Jambi, persisnya berada dipinggir kota. Pun demikian, toko ini banyak dikunjungi para salesman membawa barang dari luar daerah. Para sales yang menyuplai barang ini, tidak diperkenankan mendekat ke meja kasir.
Pemilik toko sampai membuat merk yang dipampang di atas meja, bahwa sales tidak boleh mendekat ke meja kasir, cukup berdiri saja dua meter dari kasir.
"Kita ngeri, jangan -jangan mereka juga membawa virus di bajunya," gurau pemilik toko ini.
Sementara itu, dua orang sales yang datang memang mematuhi larangan tersebut. Satu berdiri sekitar dua meter dari meja kasir dan seorang lainnya menunggu di luar toko.
"Kami cuma mau minta nomor HP saja pak, yang ada WA-nya, kami tidak bawa barang. Nanti kalau ada yang mau dipesan, bisa lewat hp," ucap sales yang datang dengan mobil berplat B tersebut.
Situasi seperti ini diduga dialami oleh seluruh pedagang di Kota Jambi. Namun mungkin cara mereka menyembunyikan rasa was-was - takut terjangkit virus corona - saja yang berbeda.
Lain halnya dengan anak-anak dan remaja lainnya. Mereka mengaku mendengar bahwa saat ini sedang mewabah penyakit menular. Mereka juga mengetahui adanya himbauan pemerintah untuk tidak ke luar rumah.
Namun, sebagaian dari mereka tetap ke luar rumah dengan aktivitas berbeda. Biasanya pergi ke sekolah beramai-ramai, kali ini hari-hari dimasa "karantina diri" tersebut diisi dengan kegiatan bermain petak umpet atau sekedar memancing di selokan. (