Gubernur Anies Diminta Pertimbangkan Rencana Pembukaan Bioskop
JAKARTA - Wacana Pemerintah untuk membuka bioskop ditengah meningkatnya jumlah korban wabah Covid-19, kerap dikritik berbagai pihak.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN Zita Anjani meminta kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk membatalkan rencana pembukaan bioskop dalam waku dekat. Bila alasannya karena persoalan ekonomi, Zita menilai masih banyak cara yang dapat ditempuh pemerintah demi mendongkrak perekonomian warga.
Di antaranya dana stimulus kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan sebagainya.
"Saya berharap pak Anies bisa menahan diri dengan tidak membuka bioskop, karena sekarang bukan waktu yang tepat," kata Zita Anjani di Jakarta, Minggu (30/8/2020).
Zita mengatakan, persoalan bioskop di tengah wabah Covid-19 jangan dibenturkan dengan perekonomian di Jakarta. Dibanding ekonomi, kesehatan masyarakat nomor satu karena begitu meninggal dunia mereka tidak akan bisa dihidupkan kembali.
"Kalau ekonomi, pemerintah masih punya banyak cara untuk siasati itu," ujar Zita.
Kata dia, Pemprov DKI beserta masyarakat sedang berperang untuk mengalahkan wabah Covid-19. Apalagi positivity rate (temuan kasus baru dari pengetesa) masih naik mencapai 9,8 persen atau lebih tinggi dibanding yang ditetapkan WHO sebesar lima persen.
"Jadi, ini cara berpikir yang salah menurut saya. Katanya bassed on data, tapi data yang ada tidak sinkron dengan kebijakan yang dibuat," kata dia.
"Sebetulnya buka bioskop sah-sah saja, tapi di saat angkanya lagi naik, tidak bisa kita paksakan untuk buka. Saya paham ini kepentingannya untuk apa, tapi nyawa rakyat tidak bisa jadi pilihan kedua, itu amanat konstitusi kita," tambahnya.
Zita mengaku, sudah menyaksikan sendiri betapa bahayanya virus Covid-19 kalau sudah menular. Bahkan sanak saudara dan beberapa temannya ada yang meninggal dunia akibat Covid-19.
"Sekarang mau berapa nyawa lagi yang harus dikorbankan demi kepentingan ekonomi?. Kalau ingin warga imunnya naik karena bahagia nonton film, tayangkan saja di stasiun televisi, biar semuanya nonton di rumah masing-masing," ungkap dia.
Hindari Polemik
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disarankan berkonsultasi dengan DPRD DKI dalam mengambil kebijakan yang berkaitan soal Covid-19. Hal ini dilakukan untuk menghindari polemik yang terjadi di tengah masyarakat.
"Pak Gubernur dalam memutuskan kebijakan yang menyangkut kepentingan warga melalui Peraturan Gubernur (Pergub) di masa pandemi ini, sebaiknya konsultasi dengan kami," kata Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono di Jakarta, Minggu (30/8/2020).
"Kami di DPRD sebagai representasi masyarakat karena pemilih kami adalah warga Jakarta," lanjut Mujiyono.
Diketahui bahwa, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana membuka bioskop di tengah wabah Covid-19 dalam waktu dekat. Namun di sisi lain, kasus harian Covid-19 di Jakarta berada di angka tertinggi mencapai 820 orang pada Rabu (27/8/2020).
Dengan demikian secara kumulatif sejak kasus Covid-19 ditemukan, jumlah positif virus mematikan itu mencapai 36.462 orang.
"Dari 820 kasus positif tersebut, 250 kasus baru hari ini adalah akumulasi data dari hari sebelumnya yang baru dilaporkan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia.
sumber : harianterbit.com
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN Zita Anjani meminta kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk membatalkan rencana pembukaan bioskop dalam waku dekat. Bila alasannya karena persoalan ekonomi, Zita menilai masih banyak cara yang dapat ditempuh pemerintah demi mendongkrak perekonomian warga.
Di antaranya dana stimulus kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan sebagainya.
"Saya berharap pak Anies bisa menahan diri dengan tidak membuka bioskop, karena sekarang bukan waktu yang tepat," kata Zita Anjani di Jakarta, Minggu (30/8/2020).
Zita mengatakan, persoalan bioskop di tengah wabah Covid-19 jangan dibenturkan dengan perekonomian di Jakarta. Dibanding ekonomi, kesehatan masyarakat nomor satu karena begitu meninggal dunia mereka tidak akan bisa dihidupkan kembali.
"Kalau ekonomi, pemerintah masih punya banyak cara untuk siasati itu," ujar Zita.
Kata dia, Pemprov DKI beserta masyarakat sedang berperang untuk mengalahkan wabah Covid-19. Apalagi positivity rate (temuan kasus baru dari pengetesa) masih naik mencapai 9,8 persen atau lebih tinggi dibanding yang ditetapkan WHO sebesar lima persen.
"Jadi, ini cara berpikir yang salah menurut saya. Katanya bassed on data, tapi data yang ada tidak sinkron dengan kebijakan yang dibuat," kata dia.
"Sebetulnya buka bioskop sah-sah saja, tapi di saat angkanya lagi naik, tidak bisa kita paksakan untuk buka. Saya paham ini kepentingannya untuk apa, tapi nyawa rakyat tidak bisa jadi pilihan kedua, itu amanat konstitusi kita," tambahnya.
Zita mengaku, sudah menyaksikan sendiri betapa bahayanya virus Covid-19 kalau sudah menular. Bahkan sanak saudara dan beberapa temannya ada yang meninggal dunia akibat Covid-19.
"Sekarang mau berapa nyawa lagi yang harus dikorbankan demi kepentingan ekonomi?. Kalau ingin warga imunnya naik karena bahagia nonton film, tayangkan saja di stasiun televisi, biar semuanya nonton di rumah masing-masing," ungkap dia.
Hindari Polemik
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disarankan berkonsultasi dengan DPRD DKI dalam mengambil kebijakan yang berkaitan soal Covid-19. Hal ini dilakukan untuk menghindari polemik yang terjadi di tengah masyarakat.
"Pak Gubernur dalam memutuskan kebijakan yang menyangkut kepentingan warga melalui Peraturan Gubernur (Pergub) di masa pandemi ini, sebaiknya konsultasi dengan kami," kata Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono di Jakarta, Minggu (30/8/2020).
"Kami di DPRD sebagai representasi masyarakat karena pemilih kami adalah warga Jakarta," lanjut Mujiyono.
Diketahui bahwa, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana membuka bioskop di tengah wabah Covid-19 dalam waktu dekat. Namun di sisi lain, kasus harian Covid-19 di Jakarta berada di angka tertinggi mencapai 820 orang pada Rabu (27/8/2020).
Dengan demikian secara kumulatif sejak kasus Covid-19 ditemukan, jumlah positif virus mematikan itu mencapai 36.462 orang.
"Dari 820 kasus positif tersebut, 250 kasus baru hari ini adalah akumulasi data dari hari sebelumnya yang baru dilaporkan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia.
sumber : harianterbit.com