Waspada Computer Vision Syndrome Meningkat di Masa Pandemi
JAKARTA - Di masa pandemi ini, sesuai anjuran dari pemerintah masyarakat diminta lebih banyak melakukan aktivitas di rumah dan untuk itu akan lebih banyak berinteraksi dengan peralatan gadget mereka, baik komputer, laptop, televisi, hingga telepon genggam.
Hal ini akan sangat berisiko pada kesehatan mata. Salah satunya adalah dengan meningkatnya kasus Computer Vision Syndrome di masa pandemi Covid-19.
Dokter spesialis mata Siloam Hospitals Manado, Sulawesi Utara, dr Novita S Satolom SpM mengatakan, dengan melakukan kegiatan di rumah saja, setiap kegiatan menjadi sangat berhubungan dengan gadget. Mulai dari belajar, sekolah, hingga mencari hiburan pun dilakukan secara online. Hal ini tentu saja membuat penggunaan gadget selama pandemi yang sangat tinggi.
“Tentu saja, ini akan membuat mata bekerja menatap gadget menjadi sangat lama sehingga menimbulkan Computer Vision Syndrome,” dalam keterangannya, Sabtu (29/8/20).
dr Novita menjelaskan Computer Vision Syndrome adalah kelelahan mata akibat penggunaan perangkat digital dan menunjukan gejala masalah mata yang terjadi penggunaan beragam gadget, seperti komputer, laptop, tablet, tv, dan juga telepon genggam, yang berlebihan. Alhasil, akan membuat mata bekerja lebih keras.
Belum lagi dengan mata yang tidak terkoreksi dengan tepat, dan postur tubuh tidak tepat saat melihat. Gejala tersebut dapat berupa mata terasa panas, mata merah, mata kering, dan mata berair. Tidak hanya itu, gejala gejala yang lainnya bisa seperti penglihatan yang ganda, myopia, hingga pusing.
Menurut dr Novita, ada lima hal yang membuat ketegangan mata, Pertama, jangan menggunakan kacamata dengan ukuran lama walaupun kacamata tersebut masih nyaman digunakan. Kedua, pencahayaan, tidak hanya gelap tapi pencahayaan yang terlalu terang pun dapat menimbulkan ketegangan mata.
Ketiga, selalu memakai monitor lama, hal ini karena pada monitor lama tidak ada pengaturan yang dapat menyesuaikan dengan pencahayaan. Keempat, hindari duduk seperti kura-kura. Sedangkan yang terakhir adalah duduk yang terlalu dekat dengan layar juga menyebabkan ketegangan pada mata.
Hal ini, terjadi karena pada saat melihat gadget mata menjadi kurang berkedip. Apabila pada biasanya berkedip setiap 15-20 menit, namun, saat menggunakan gadget menjadi lebih lama 5-7 menit dari biasanya.
Ditambah lagi, efek blue light atau sinar biru yang dipancarkan oleh gadget sehingga menyebabkan mata lelah hingga keparahan bisa menyebabkan kerusakan pada retina. Untuk menghindari Computer Vision Syndrome perlu dilakukan aturan 20-20-20. Pahami aturan ini adalah 20 menit beristirahat, melihat sesuatu dalam jarak 20 kaki atau sekitar 6 meter setiap 20 menit sekali.
“Selain itu, posisi duduk juga sangat mempengaruhi pada saat melihat gadget. Posisi yang baik menurutnya adalah posisi layar horizontal dengan mata hingga mencapai sudut 30 derajat. Serta, menurunkan tingkat pencahayaan menjadi lebih nyaman di mata,” pungkasnya.
sumber : harianterbit.com
Hal ini akan sangat berisiko pada kesehatan mata. Salah satunya adalah dengan meningkatnya kasus Computer Vision Syndrome di masa pandemi Covid-19.
Dokter spesialis mata Siloam Hospitals Manado, Sulawesi Utara, dr Novita S Satolom SpM mengatakan, dengan melakukan kegiatan di rumah saja, setiap kegiatan menjadi sangat berhubungan dengan gadget. Mulai dari belajar, sekolah, hingga mencari hiburan pun dilakukan secara online. Hal ini tentu saja membuat penggunaan gadget selama pandemi yang sangat tinggi.
“Tentu saja, ini akan membuat mata bekerja menatap gadget menjadi sangat lama sehingga menimbulkan Computer Vision Syndrome,” dalam keterangannya, Sabtu (29/8/20).
dr Novita menjelaskan Computer Vision Syndrome adalah kelelahan mata akibat penggunaan perangkat digital dan menunjukan gejala masalah mata yang terjadi penggunaan beragam gadget, seperti komputer, laptop, tablet, tv, dan juga telepon genggam, yang berlebihan. Alhasil, akan membuat mata bekerja lebih keras.
Belum lagi dengan mata yang tidak terkoreksi dengan tepat, dan postur tubuh tidak tepat saat melihat. Gejala tersebut dapat berupa mata terasa panas, mata merah, mata kering, dan mata berair. Tidak hanya itu, gejala gejala yang lainnya bisa seperti penglihatan yang ganda, myopia, hingga pusing.
Menurut dr Novita, ada lima hal yang membuat ketegangan mata, Pertama, jangan menggunakan kacamata dengan ukuran lama walaupun kacamata tersebut masih nyaman digunakan. Kedua, pencahayaan, tidak hanya gelap tapi pencahayaan yang terlalu terang pun dapat menimbulkan ketegangan mata.
Ketiga, selalu memakai monitor lama, hal ini karena pada monitor lama tidak ada pengaturan yang dapat menyesuaikan dengan pencahayaan. Keempat, hindari duduk seperti kura-kura. Sedangkan yang terakhir adalah duduk yang terlalu dekat dengan layar juga menyebabkan ketegangan pada mata.
Hal ini, terjadi karena pada saat melihat gadget mata menjadi kurang berkedip. Apabila pada biasanya berkedip setiap 15-20 menit, namun, saat menggunakan gadget menjadi lebih lama 5-7 menit dari biasanya.
Ditambah lagi, efek blue light atau sinar biru yang dipancarkan oleh gadget sehingga menyebabkan mata lelah hingga keparahan bisa menyebabkan kerusakan pada retina. Untuk menghindari Computer Vision Syndrome perlu dilakukan aturan 20-20-20. Pahami aturan ini adalah 20 menit beristirahat, melihat sesuatu dalam jarak 20 kaki atau sekitar 6 meter setiap 20 menit sekali.
“Selain itu, posisi duduk juga sangat mempengaruhi pada saat melihat gadget. Posisi yang baik menurutnya adalah posisi layar horizontal dengan mata hingga mencapai sudut 30 derajat. Serta, menurunkan tingkat pencahayaan menjadi lebih nyaman di mata,” pungkasnya.
sumber : harianterbit.com