Sesuai Arahan Presiden untuk Pengendalian Karhutla, Pj Gubernur Jambi Fokus Pencegahan
JAMBI - Penjabat (Pj) Gubernur Jambi Dr. Hari Nur Cahya Murni mengatakan,
pihaknya akan lebih mengantisipasi pencegahan potensi kerawanan
kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Jambi dengan berbagai
upaya.
Hal itu Ia
sampaikan usai mendengarkan Pengarahan secara daring Presiden Joko
Widodo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Karhutla
di Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi, Senin (22/2/2021).
“Rapat
ini adalah rapat koordinasi tentang bagaimana upaya yang harus
dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Ada
beberapa upaya yang sudah dilakukan, terkait dengan pengklasteran
perusahaan yang sudah kita lakukan.
Hal ini biasa dilakukan setiap
tahun dan kita sudah mengetahui perilakunya. Berdasarkan yang
disampaikan oleh Pak Danrem tadi, ada empat lokasi yang perlu kita
cermati, yaitu Kabupaten Batanghari, Tanjung Jabung Timur, Tanjung
Jabung Barat dan Muaro Jambi, ada empat yang paling dikedepankan,”
jelasnya.
Menurutnya, arahan Presiden terkait Karhutla tahun ini membuat kita perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi.
“Dan
kalau kita mendengarkan arahan Bapak Presiden, yang lebih ditekankan
pertama adalah pada upaya antisipasi/pencegahan. Ada peluang sebenarnya
dari sisi anggaran, ketika muncul satu titik yang masih kecil di sebuah
desa, maka ada peluang penanganannya dengan menggunakan dana desa. Kalau
ini bisa dilakukan, kebakaran tidak akan sampai membesar. Kita bisa
antisipasi dengan baik,” harap Pj Gubernur Jambi.
Selain
itu, Pj. Gubernur Jambi menyampaikan kembali pernyataan Mendagri
Muhammad Tito Karnavian pertengahan tahun 2020 lalu, bagaimana
pengendalian Karhutla bisa memanfaatkan anggaran Belanja Tak Terduga
(BTT) dari APBD yang bisa digunakan untuk bencana maupun hal-hal yang
mendesak.
"Kemudian daerah rawan terjadi Karhutla juga bisa memanfaatkan anggaran dari pemerintah pusat.
Tentu
saja butuh dukungan dari kementerian/lembaga yang berkompeten terhadap
penanganan karhutla untuk bisa mengalokasikan anggarannya membantu
masyarakat membuka lahan tanpa membakar," kata Pj Gubernur Jambi
mengutip Mendagri.
Lebih
lanjut dikatakan Ibu Nunung, sapaan akrabnya, daerah bisa melakukan
kerja sama dengan swasta. Mengingat banyak perusahaan besar yang
terganggu jika terjadi Karhutla.
Hadir
pada kesempatan tersebut Kapolda Jambi Irjen Pol A. Rachmad Wibowo,
Danrem 042 Gapu, Brigjen TNI Muhammad Zulkifli, S.I.P., M.M., Kepala
Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jambi, Dr. Johanis Tanak, SH, MH, Sekda
Provinsi Jambi, H.Sudirman, SH, MH dan Kepala OPD/ Dinas terkait.
Sementara
itu, Kapolda Jambi Irjen Pol A. Rachmad Wibowo dalam keterangan
menyampaikan apa saja yang telah dilakukan TNI- Polri dalam
mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan.
“Sesuai
arahan Bapak Presiden tadi, dari Polda Jambi kita bersama-sama dengan
Korem telah melakukan langkah-langkah pencegahan kebakaran hutan, kami
beberapa waktu yang lalu telah melakukan patroli di daerah Medak,
dimana kita ketahui bahwa daerah ini adalah daerah konsensi hutan
gambut, dimana pemiliknya sudah tidak mampu untuk mengelola, kami sudah
bertemu dengan pemiliknya dan kami besok akan melakukan optimalisasi
berupa revitalisasi sekat kanal bersama- sama dengan pengelola hutan,"
ungkapnya.
Kapolda
menambahkan, pihaknya bersama Danrem akan mengerahkan anggota untuk
merevitalisasi kanal menjaga tinggi muka air tanah, supaya area
berpotensi terbakar tetap basah, kami juga telah melakukan optimalisasi
potensi masyarakat, baik tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat
melalui Babinsa, Bhabinkamtibmas, jika ditemukan asap segera bisa kita
tanggulanagi,” jelasnya.
Kapolda
Jambi juga menyatakan, selama bulan Februari ini setidaknya ada empat
asap, dua di Tanjab Barat dan satu sudah ditangkap dan ditahan.
"Luas
yang terbakar lahannya 1,2 Ha, dan satu di Tanjab Timur, satu lagi di
Muaro Jambi yang lokasinya cukup jauh, ada di lokasi pertengahan lahan
gambut," ujarnya.
Kapolda Jambi mengakui medan di lapangan untuk memadamkan hutan cukup berat.
"Harus
menggunakan kapal yang berlayar di sekat kanal, dan di situ ada
perbedaan elevasi tanah sehingga membuat kapal saat di satu titik tidak
bisa naik, kapal itu harus diangkat untuk pindah ke elevasi tanah yang
lebih tinggi. Dan apa resikonya? Yaitu masih adanya pelaku illegal
logging yang berasal dari Selatan," katanya.
Polds
Jambi menambahkan, mereka para pelaku pembakaran memasak dengan kompor,
untuk konsumsi mereka selama pembalakkan kayu, membakar kayu untuk
mengusir nyamuk, dan ketika petugas tiba di sana masih ditemukan asap.
"Dan
kita akan melakukan patroli bilamana ada asap, kita akan menurunkan
anggota untuk memadamkan. Sesuai dengan arahan Bapak Presiden. Jika
sudah besar walaupun menggunakan teknologi rekayasa cuaca dan water
bombing akan sulit untuk dipadamkan,” papar Kapolda.
Selanjutnya
Danrem 042 Gapu, Brigjen TNI Muhammad Zulkifli, S.I.P., M.M.,
menyatakan, bahwa ada empat hal yang disampaikan oleh Presiden RI Joko
Widodo, dalam upaya untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
“Tadi
ada empat arahan Bapak Presiden yang menjadi penekanan, tapi yang
pertama adalah prioritas pencegahan itu yang menjadi atensi kita,"
tuturnya.
Di bulan Maret
ini, sambung Danrem, pihaknya harus mengecek perlengkapan yang dimiliki
oleh perusahaan, selain mengecek kelengkapan peralatan sendiri, mulai
dari Kehutanan, BPBD, Korem, Polda dan Pemda.
"Kemudian kita akan mengecek kelengkapan peralatan dari perusahaan," tambahnya.
Dijelaskan Danrem, aparat sudah mengetahui perusahaan di Jambi ini ada kurang lebih 170-an, semua harus dicek kelengkapannya.
"Tahun
2020 kita sudah cek, dan tahun 2021 ini akan kita cek, untuk mengetahui
kesiapan mereka melaksanakan, mengantisipasi terjadinya kebakaran,”
ungkapnya.
Menurutnya,
untuk mencegah Karhutla akan dibentuk klustering, sebab di tahun 2020
klustering daanggap efektif, dan diyakini agar perusahaan terlibat dalam
satu kluster penanganan kebakaran di provinsi," imbuhnya.
Kemudian,
lanjut Danrem, untuk infrastruktur, monitoring sampai dengan tingkat
bawah, TNI-Polri memiliki Babinsa, Bhabinkamtibmas, aparat Kelurahan,
Tokoh Masyarakat yang dilibatkan untuk monitoring.
"Kami juga mengharapkan dukungan seluruh pihak untuk mengedukasi masyarakat kita untuk tidak membakar lahan,“ tandas Danrem. (***)