Mengenal Plagiat atau Plagiarisme Sebuah Karya Tulis
foto : akupintar.id |
DALAM Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) disebutkan: “Plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) milik orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri”
Plagiarisme ini terbagi menjadi :
1. Plagiarisme Total
Plagiarisme total terjadi ketika seseorang menjiplak sepenuhnya karya orang lain, kemudian mengakuinya sebagai karya pribadinya.
2. Plagiarisme Parsial
Sebuah karya/gambar/bentuk dapat dikatakan sebagai jiplakan atau tiruan ketika sebagian saja diambil dari karya milik orang lain. Penulisan karya ilmiah rentan dengan plagiarisme parsial. Contoh plagiarisme dalam karya ilmiah misalnya ketika sampel, landasan teori, atau metode analisis diambil dari karya ilmiah orang lain tanpa menuliskan sumbernya.
3. Auto-Plagiasi
Auto-plagiasi dilakukan ketika kita meng-copy-paste karya kita sebelumnya ke dalam karya yang sedang dibuat. Tentu saja, plagiarisme ini dilakukan tanpa menyebutkan karya yang di-copy tersebut sebagai salah satu sumber.
4. Plagiarisme Antarbahasa
Plagiarisme antarbahasa cenderung terjadi dalam karya tulis. Contoh plagiarisme antarbahasa misalnya ketika seseorang menerjemahkan sebuah karya tulis berbahasa asing, kemudian menuliskannya dalam Bahasa Indonesia tanpa menyebutkan sumber aslinya.
Bagaimana Agar Tidak Disebut Plagiator atau Melakukan Plagiat?
Karena arti plagiat itu lekat dengan pencurian, sebaiknya kita tidak melakukannya, Sobat. Apalagi dalam penulisan karya ilmiah, plagiat adalah tindakan pencurian yang harus kita hindari.
Contoh plagiat yang cukup sering ditemukan dalam penulisan karya ilmiah misalnya menggunakan bantuan jasa dari orang lain saat mengerjakan, memodifikasi karya yang sudah ada, mengutip tanpa menyebutkan sumber, hingga menyalin ulang karya sebelumnya. Untuk menghindari plagiarisme, kita bisa:
1. Mengutip
Kita mengutip ketika mengambil perkataan atau kalimat dari buku, artikel, maupun karya tulis yang lain. Kata-kata atau kalimat tersebut kita tulis ulang sama persis dengan mengacu pada pedoman tata cara penulisan karya ilmiah.
2. Membahasakan Kembali
Parafrasa atau membahasakan kembali juga bisa menjadi salah satu cara kita menghindari plagiarisme. Saat memparafrasakan, kita menguraikan atau mengungkapkan kembali suatu tulisan dalam susunan kata yang berbeda tanpa mengubah pengertian atau makna aslinya.
3. Meringkas
Menulis ulang satu halaman tulisan menjadi satu paragraf memang membutuhkan latihan. Akan tetapi, meringkas dapat menghindarkan kita dari melakukan plagiarisme. Still, don't forget to mention the original source, Sobat.
Nah, kita sudah tahu lebih banyak tentang pengertian plagiarisme dan contohnya nih, Sobat Pintar. Ada baiknya sedari sekarang kita berlatih membuat karya, apapun itu, tanpa mencuri. Lagipula, bukankah suatu saat kita harus menulis karya ilmiah yang semestinya bebas dari plagiarisme?
sumber : akupintar.id