Korban Gempa Cianjur 272 Meninggal, 39 Hilang, Ida Terjang Reruntuhan Demi Selamatkan Anak
Foto : Istimewa |
CIANJUR - Bencana gempa Cianjur menghadirkan kisah-kisah haru. Ada warga yang melahirkan di bawah tenda pengungsian, ada pula anak usia 4 tahun selamat setelah beberapa hari berada diantara reruntuhan bangunan.
Ada juga yang berjuang menyelamatkan anak-anaknya, seperti yang dilakukan Ida Farida yang menerjang reruntuhan untuk menyelamatkan anak perempuannya, Siti Hamdal, yang tertimpa atap rumah.
Ida, ibu rumah tangga dari Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, saat ditemui di RSUD Sayang, Kabupaten Cianjur, Selasa, menceritakan kepada ANTARA tentang perjuangannya menembus akses jalan yang terputus.
“Akses jalan belum bisa dibuka, saya terobos-terobos. Lewat sawah-sawah saya, berjuang demi anak daripada kenapa-kenapa,” ujar Ida.
Dia mengatakan bahwa lingkungan tinggalnya mayoritas berupa pegunungan. Sebelum gempa terjadi, Ida berkumpul bersama empat anaknya.
Kemudian, saat terjadi gempa, akses jalan utama terputus reruntuhan dan longsoran. Selain itu, membuat listrik padam, jalanan tertimbun longsor dan meluluhlantakkan bangunan rumah.
Untuk melewati jalanan tersebut, dia dan keempat anaknya harus berjalan pelan-pelan menggunakan sepeda motor. Sesekali bila gempa susulan terasa, mereka berhenti berjalan untuk mengawasi keadaan.
Kondisi anaknya, Siti, terluka parah di bagian kepala tertimpa atap rumah sebelum menjalankan shalat dzuhur. Sehingga, ia segera dilarikan ke Puskesmas Cisau.
Di sana, Siti mendapatkan pertolongan pertama berupa jahitan kepala. Sementara tiga anak Ida lainnya diungsikan ke rumah saudaranya yang lebih aman dari gempa, karena takut gempa susulan terjadi kembali.
Saat ini, Siti masih menjalani perawatan setelah trauma akibat gempa tersebut. Seperti penyintas lainnya, Siti berharap segera pulih, dan Ida mendapat bantuan dari pemerintah setelah rumahnya luluh lantak.
Dari laporan BMKG, gempa bumi terjadi pukul 13.21 WIB, Senin, 21 November 2022. Gempa berpusat di 10 km arah barat daya dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan kedalaman gempa 10 km. Gempa tidak berpotensi tsunami.
Melahirkan
Hani, warga Kampung Genjot, Kecamatan Cugenang, melahirkan anaknya sehari selepas gempa. Saat itu, ia merasakan kontraksi. Menggunakan motor, sang suami bergegas mengantarnya menuju Puskesmas Cugenang.
Hani dan suaminya berupaya menembus kemacetan akibat kekacauan yang terjadi akibat gempa: warga yang panik dan seliweran ambulans serta kendaraan pengangkut logistik bantuan.
Setiba di lokasi, ia diarahkan menuju posko kesehatan. Setelah menghabiskan waktu enam jam, Hani akhirnya melahirkan bayinya yang diberi nama Devia. Proses kelahiran bayi prematur itu berlangsung di bawah tenda pengungsian.
"Lahirnya sih pas (usia kandungan-red) 8 bulan lebih 2 minggu, jadi belum masuk perkiraan," kata Hani, seperti dilaporkan jurnalis Kompas TV Insan Maulana Firdaus, Kamis (24/11/2022).
272 Meninggal
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada sebanyak 272 korban meninggal dunia di hari keempat pasca bencana gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Angka tersebut naik satu korban setelah BNPB menyatakan pada hari sebelumnya, Rabu (23/11), ada sebanyak 271 korban meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 5,6 magnitudo pada Senin (21/11).
"Karena hari ini ditemukan satu jenazah atas nama ibu Nining umur 64 tahun, sekarang jadi 272 (korban meninggal)," kata Kepala BNPB Suharyanto di Pendopo Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis.
Menurutnya dari 272 korban meninggal itu, 165 jenazah di antaranya sudah teridentifikasi identitasnya. Sehingga, kata dia, masih ada 107 jenazah yang identitasnya masih diverifikasi.
Di samping itu, menurutnya kini ada sebanyak 39 orang yang masih dalam pencarian setelah satu jenazah ditemukan. Sebelumnya pada Rabu (23/11), jumlah orang yang dicari yakni sebanyak 40 orang. (harianterbit/safari)